Sabtu, 02 Maret 2019

Perjuangan Cinta Part 2

Kisah selanjutnya, adalah kisah cinta temanku juga. (karena aku sendiri ga punya kisah cinta yang bagus) Aku cuma bisa ceritain kisah-kisah temenku yang berjuangan demi Cinta hingga akhir.
Entah apa yang mereka rasakan, tapi pikiran mereka adalah hidup bersama orang yang mereka cintai.

Kalau kisah sebelumnya bercerita tetang perjuangan Sun untuk mendapatkan Jo, sekarang perjuagan sepasang kekasih yang berusaha mempertahankan hubungan mereka.
Kesamaan dari kisah ini adalah mereka sama-sama temen SMAku.

Teman ini cukup dekat denganku, namun terkadang aku tidak bisa benar-benar mengerti apa yang dia rasakan. Jujur.
Dia mulai pacaran sejak SMA, diawali dengan tiba-tiba dia cuekin aku. Setiap jam istirahat dia cuma nyender dibalkon sambil nelepon seseorang. Jelas rasanya Bete, tiba-tiba di cuekin sama sahabat sendiri. Seolah seperti dihianati, ternyata dia memiliki gebetan baru yang dikenal melalui sosmed. Orang tersebut tinggal cukup jauh sehingga hubungan mereka diawali dengan Long Distance Reletionship. Tapi sebelum mulai pacaran, ternyata mereka sudah harus menempuh ujian dari orang tua temenku.
Sebut saja Temenku "Gri". Orang tua Gri baru merestui Gri untuk pacaran jika si Cowo "Bob" datang menemui orang tua Gri yang tinggal di Jakarta. Sedangkan Bob adalah orang Semarang. Tanpa banyak cincong Bob dengan keberanian datang  pertama kali ke Jakarta sendirian untuk meminta restu orang tua Gri. Sempet nyasar pas di Jakarta, akhirnya Orang tua Gri setuju karena salut dengan perjuangan dan ketulusan anak itu.
Hingga setahun mereka pacaran Bob hanya beberapa kali datang ke Jakarta saat libur kuliahnya. Aku sedikit cerita tetang first kiss mereka saat Bob hendak pulang ke Semarang, saking sedihnya mau di tinggal lagi, tanpa sadar mereka ciuman.
Yah singkat cerita setelah Bob gak lagi kuliah, dia memutuskan untuk tinggal di Jakarta, agar dekat dengan Gri dan lebih mudah mencari uang. Dia juga tinggal serumah dengan Gri karena di Jakarta dia sama sekali tidak memiliki kerabat atau kenalan. Mungkin juga untuk menghemat biasa kos. Bob tinggal di Jakarta cukup lama. Mungkin sekitar 4 atau 5 tahun hingga Gri lulus kuliah.
Selama tinggal di rumah Gri, Bob mulai menyesuaikan diri, awalnya dia adalah laki-laki yang kaku. Jarang berekspresi mungkin karena dia berasal dari jurusan IT yang hanya berhubungan dengan komputer. Tapi sejak mengenal Gri dia menjadi lebih lembut dan berekspresi.
Bisa dibilang karakter Gri dan Bob ini sangat bertolak belakang. Gri cewe yang super bawel dan berani, emosional dan ceplas-ceplos. Gri itu sangat solidaritas walau agak kurang peka sama perasaan orang lain. Kalau Bob yah itu, marah gak marah ekspresinya sama.
Saat Bob kesel atau marah dia tetep kalem, cuma menyampaikan kata-kata yang cukup tajem.
Yah, dibalik semua itu mereka saling mencintai.
Yang aku gak ngerti sih, apa yang mereka suka dari pasangan mereka. Yang aku tahu, kalau dari sisi Gri, dia suka Bob karena dia tipe cowo yang gak macem-macem kaya kebanyakan cowo jaman Now. begitu juga Bob. Gri beda sama cewe jaman Now yang cenderung murahan dan matre.
Alasan yang lebih dalam hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Setelah Gri lulus kuliah, karena masalah keluarga akhirnya Gri kerja di kota Semarang dan tinggal bersama orang tua Bob.
Alasan mereka belum meresmikan hubungan mereka (nikah) adalah karena faktor ekonomi dan kesiapan mental Gri. Gri masih harus bekerja menopang kebutuhan keluarga sambil menabung untuk biaya pernikahan mereka. Gri juga punya target untuk membeli sebuah rumah untuk masa depannya. Ada alasan khusus dia harus memiliki rumah sendiri.
Hubungan mereka terus awet hinggal 8 tahun. Mereka sama-sama berjuang untuk membeli rumah dan biaya pernikahan. Karena mereka tidak bisa memberatkan orang tua untuk biaya pernikahan mereka. Mereka harus berjuang sendiri ditengah sindiran dan desakan orang-orang sekitar.
Gri selalu tutup telinga mendengarkan komentar orang lain mengenai hubugan mereka yang belum resmi. Kecurigaan orang dan sindiran orang saat dia tinggal bersama pacarnya. Belum lagi desakan keluarga agar mereka segera menikah.
Sempat keluarga besar, seperti kakek dan paman Gri menyuruhnya putus dan mencari laki-laki lain. Karena hubungan mereka tidak resmi-resmi.
Hambatan hubungan mereka bukan hanya itu aja, untuk naik kejenjang yang lebih tinggi, Gri harus pindah agama, karena agama mereka berbeda. Walau keyakinan Gri tetap sama tapi demi menikah dengan Bob dia mengganti status agama di KTPNya.
Pernikahan merekapun terjadi setelah banyak rintangan yang mereka hadapi.
Aku bahkan jauh-jauh ke Semarang untuk jadi saksi pernikahan mereka.

Yang bikin aku terharu saat melihat mereka saling ada untuk pasangan mereka. Saat Gri harus menghadapi masalah keluarga yang rumit Bob ada disampingnya dan melindunginya. Menjadi tempat untuk bersandar. Gri juga selalu setia di samping Bob yang memiliki banyak kekurangan. 
Walau karakter mereka berbeda, namun mereka saling melengkapi.
Mereka berjuang bersama, menagis bersama, tertawa bersama. Bahkan saat tinggal bersama mereka masih menjunjung norma yang ada. Yah percaya gak percaya terserah, tapi mereka gak ngapa-ngapain saat tinggal bersama.

Kali ini cerita ini berkhir di pernikahan, karena masalah mereka cuma untuk meresmikan hubungan. Secara feel, mereka udah gak ada keraguan lagi. Selama 8 tahun mereka pacaran dan hidup bersama. Toleransi pada sikap dan pemikiran masing-masing udah mereka alami sebelumnya. Kehidupan setelah dan sebelum pernikahan itu sama aja katanya. Cuma beda status aja. Target mereka tetep sama. Setelah menikah mereka mencicil rumah. Dan sekarang lagi program bikin anak.

Entah ujian apa lagi yang bakal mereka hadapi, tapi gue selalu berharap mereka bisa melewati segala rintangan bersama.
Mereka best couple banget. Sukses menemukan cinta sejati mereka dikehidupan ini.

Belakangan ini ada temen SMA aku juga yang punya kisah yang sama. Cuma pacarannya lebih lama. kira-kira pacaran udah 10tahun, pas di SMA dulu. Dan baru-baru ini mereka menikah. Kesamaan lain adalah sama-sama beda agama.
Perbedaan keyakinan tidak menghalangi Cinta mereka.
So Sweet.


Perjuangan Cinta Part 1

Emmm~ sejujurnya lepi udah lama ga dipake jadi agak soak buat nulis. Jadi sebagian aku tulis menggunakan Smart Phone, dan mood nulis agak sedikit berkurang.
Tapi, aku pengen banget nuang apa yang ada dikepalaku saat ini.
Aku mau menceritakan sebuah perjuangan cinta, seorang teman lamaku. Jelas kisah ini kisah nyata, namun mungkin akan sedikit berbeda dengan aslinya karena sumber cerita ini adalah orang ke tiga. So, ini cerita dari mulut ke mulut (gosip).
Walau tingkat keakuratannya tipis, please jangan underestimate atau ngeJudge ngesebuah gosip. Yah, aneh juga sih. Gosip ini ceritanya kaya film FTV atau drama Korea. Tapi nyata, karena orang2 ini ada. Semoga kisah yang aku ceritain ini bisa jadi inspirasi atau bahan pemikiran bagi yang memiliki masalah serupa.
Ini kisah teman SMAku, sebut saja Sun, cewe imut, gak terlalu pinter tapi punya temen yang cukup pinter untuk ngasih contekan setiap ulangan. Mungkin kalo novel atau drama ceritanya si cewe bakal cupu banget, pake kacamata dan kutu buku atau cewe tomboy yang sukanya main bareng cowo.
Emmmm, si Sun ini ditengah-tengah antara 2 karakter itu. Dibilang cupu, gak juga. Tapi, saat cewe-cewe lain seusia dia lagi centil-centilnya coba-coba make up, dia anti banget. Dulu aku kenal Sun anak yang biasa-biasa aja.. Agak licik karena manfaatin segala cara buat dongkrak nilai2nya.. Dibalik keburukan yang gue tau, ternyata dia punya kisah cinta yang cukup gila.
Dan cowo yang dia taksir Jo. Aku gak tau sejak kapan Sun naksir sama Jo, tapi Sun cukup tertutup untuk masalah pribadiya.
Kalo cerita novel atau drama pasti tokoh utama cowo bakal di ceritain kaya, pinter, dan populer. Tapi, nyatanya si Jo adalah cowo biasa (menurutku). Jo tipe cowo imut, karena ga tinggi. Baby face dan easygoing~ anaknya asik di ajak temenan karena ramah. Tapi, buat tipe cewe yang dia taksir itu agak berat. Tipe2 cewe yang feminim banget. Diliat dari mantan2nya yang cute dan sweet.
Yang jelas Sun jauh dari tipe cewe Jo. Dan semasa SMA gak ada tanda-tanda bakal ada kisah cinta antara mereka. Kisah mereka dimulai justru saat lulus SMA.
Mereka gak kuliah di kampus yang sama kok, itu klise banget~
Sun yang kayanya dah punya tekat buat deketin Jo sejak selesai Ujian akhir. Dia memulai dari SKSD dengan sahabat Jo yang paling ramah, sebut saja Ica.
Info kisah mereka juga aku dapet dari Ica, karena dia saksi utama kasus ini.
Selama di SMA, Sun jarang ngobrol sama Ica, tapi tiba-tiba Sun mencari Ica untuk tanya-tanya soal make up. Awalnya Ica sama sekali ga curiga karena wajar aja kalo cewe Tanya-tanya soal make up, mungkin juga untuk urusan kerjaan. Tapi lama-lama Sun suka minta nimbrung, kalo Ica lagi jalan bareng gengnya (yang jelas kalo Jo ikutan).
Menurut Ica sih, Jo kurang suka dengan gaya Sun yang kelewat cuek. Kalau jalan bareng dia jarang make up dan bajunya kurang cewe.
Pernah suatu ketika ada nikahan temen, dan geng Jo diundang semua. Tiba-tiba Sun minta ikut sama Ica, walau gak diundang. Ica susah buat nolak Sun karena anaknya agak maksa. Yah, aku ngerti sih, karena Sun tipe yang abisius, dia punya tujuan. Alasannya dia Cuma mau anterin Ica ke undangan itu. Mungkin dia Cuma kangen dengan Jo. Fatalnya diundangan itu, Sun tampil alakadarnya. Kaos oblong, celana pendek dan sendal jepit. Mungkin niat awalnya dia cuma mau anterin dan gak mau turun dari mobil, tapi tetep aja Ica kaget, sama penampilan Sun yang cuek abis. Sempet negor, dan Sun cuma jawab "yah elah, nikahannya kan di Rumah.". Ujung-ujungnya, pas Jo datang Sun tetep turun dari mobil sekedar buat menyapa.
Tapi saat melihan Sun, Jo menegur “lo itu cewe bukan sih? Buset ga sopan banget pake sendal jepit dinikahan orang, lo pikir mau ke warung". Teguran Jo ini pasti jadi tamparan buat Sun, tp saat itu sikap Sun masih sok cool dan nanggepin dengan bercandaan. Ica sempat menegur Jo, “gila loh, nyablak banget ngomong gitu, kasian tahu. Dia kan suka sama lo.”
Jo menjawab dengan ekspresi jijik, “ihhh ogah gue sama cewe kaya gitu”
“ah, awas kualat loh, suatu hari kalo lo jadian ma dia gue bakal ketawain ha ha ha” kata Ica sambil bercanda dengan Jo.
Setelah itu Sun mulai Jarang muncul, dan menghubungin Ica, mungkin karena sibuk kerja juga.
 Sampai satu ketika geng Ica dan Jo mulai ada konflik. Jo ngerasa ditinggalkan oleh teman-temannya, entah karena kegiatan mereka yang berubah atau karena perbedaan pendapat. Jo mulai menjauh dan mulai jarang kumpul-kumpul bareng gengnya, termasuk Ica.
Waktu berselang cukup lama hingga tanpa sengaja Ica melihat Jo disebuah mall bersama pacar barunya.Dan Ica kaget ternyata itu adalah Sun. Bahkan Ica pangling melihat Sun saat itu. Ternyata dia sudah banyak berubah, dari cara berpakaian hingga make up. Dia mengenakan Behel gigi dan lensa kontak. Jauh berbeda dari terakhir kali Ica melihatnya.
Dan Ica curiga mereka pacaran, otomatis Ica langsung menegur dan bertanya “lo pacaran ma Sun?”. Jo hanya senyum dan menjawab “gak kok” kemudian Jo kabur secepat yang dia bisa. Ica menertawakan setelah Jo setelah dia pergi menjauh.
Mulailah imajinasi wanita bermain disini, mungkin selang Ica dan teman-temannya yang lain tidak berhubungan dengan Jo, Sun mulai menemani Jo di saat-saat dia kesepian, sehingga meluluhkan hati Jo. Tapi Jo masih malu sehingga tidak mengakui hubungannya dengan Sun.
 Pendek cerita, datanglah sebuah kartu undangan pernikahan dari Jo, dan banyak orang tidak menyangka kalau yang menajadi pendampingnya adalah Sun. Sampai ke acara pernikahan dan teman-teman Jo yang lain terkejut.
Banyak yang penasaran, termasuk Ica. Akhirnya Ica bertanya langsung pada Jo. Jo bercerita kalau dia pacaran dengan S sudah lebih dari setahun. Jo belum mengakui perasaan sukanya pada Sun, dia bilang terpaksa menikah karena desakan orang tua Sun. Jo juga mengakui kalau dia belum siap menikah.
Selang waktu ketika Ica bertemu lagi dengan Jo dan Sun yang udah buncit alias buting(sedang hamil) di mall,Ica kaget karena Jo mulai suka ngerokok. Ica sempat menegur Jo karena asap rokok tidak baik untuk janin. Namun Sun mengatakan tidak keberatan dengan hal tersebut.  Tidak lama dari itu, Ica mendapat kabar kalau Sun mengalami ke guguran dan dalam kondisi depresi.
Cerita inipun berakhir disini. Namun kehidupan terus berjalan dan kisah aslinya belum berakhir.
Apa yang terjadi pada Sun dan Jo selanjutnya? Hanya menunggu waktu untuk menjawab. (nungguin gossip berlanjut)
Kalau didrama atau film mungkin pernikahan adalah ending yang happy, namun berbeda dengan kenyataan. Mendapatkan tubuhnya saja tidaklah cukup. Mungkin Jo belum cukup dewasa atau belum menjadi laki-laki yang tepat untuk Sun. Mungkih hanya waktu yang bisa merubah pemikiran dan isi hati Jo.
Apa alasan Jo berpacaran dan menikah dengan Sun kalau dia tidak memiliki perasaan suka pada Sun? Pasti perasaan suka itu ada, mungkin banyak pikiran negative lain yang memperngaruhinya. Seperti malu, kurangnya toleransi atas perilaku  atau kebiasaan pasangannya. Mungkin Jo terlalu menuntut kesempurnaan pada Sun.
Tapi aku salut sama perjuangan dan ketulusan cinta Sun pada Jo. Meski perjuangan itu belum berakhir. Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah cinta. Justru awal dari kehidupan baru dan perjuangan baru.
Jika itu cinta yang tulus, seberapa sakit atau marah kita pada orang yang kita cintai, kita masih ingin melihat dan berada didekatnya.
Jika cinta itu tulus, kita tetap bisa mentoleransi dan menerima apapun yang dilakukan orang yang kita cintai.

Aku mungkin memang belum pernah merasakan Cinta yang tulus, namun tetap berharap ada orang yang tulus menicintaiku.
Aku sedikit iri dengan Jo, yang memiliki orang yang mencintainya dan rela melakukan apapun untuk membuat dirinya senang. Namun mungkin juga aku akan sama seperti Jo yang galau pada perasaanku sendiri. Mungkin aku juga akan sulit untuk belajar mencintai orang lain.


 nb: semua namanya dia pake dicerita ini adalah nama samaran.

Kamis, 11 Oktober 2018

Ketika hati dan pikiran tidak sejalan

Ketika pikiran berkata TIDAK
hatikupun terluka

Kupikir waktu bisa menghapus rasa ini, ternyata tidak.
Waktu mungkin membuat aku tidak berpikir tentangnya, namun hatiku selalu ada ditempat yang sama.

Seperti ketergantungan Indomie Goreng
Sesekali aku memikirkan dirinya, maka aku akan terus memikirkannya. Hingga akhirnya aku sakit dan menangisinya, aku akan berhenti memikirkannya lagi.

Pikiranku terus menerus melukai hatiku. Entah berapa lama hingga rasa itu hancur dan mati.

Seperti teori Freud,
Id, aku ingin memilikinya.
Ego, terus bersamanya atau tidak
Super ego, bersama dengannya akan melukai banyak orang

Aku berusaha menerima takdirku
Takdirku yang tidak akan pernah memiliki orang yang aku cintai

Ketika hati dan pikiran tidak sejalan, maka mereka akan saling melukai dan membunuh.

*dramatis

Sabtu, 15 September 2018

Cru Film bertebaran

Tumben-tumben curhat di blog lagi.
Ada beberapa alasan, salah satunya karena ceritanya panjang.
Belakangan ini tiba-tiba kenal (cukup tahu aja sih) sama beberapa cru film.
Entah gimana orang-orang ini ngasih tahu identitas mereka tanpa gua harus tanya.
Kenapa coba?

Pertama, ada pelanggan gua yang agak maniak sih. Soalnya tengah malem sampe nyuruh suaminya mampir ke kedai gua buat beli ini itu. Kesan pertama gua sih sama si suaminya adalah "suami cinta istri"
Dari sikapnya yang rela banget malem-malem beli ini itu di suruh istrinya. Trus nurut banget.
Udah beberapa kali beli, si suami akhirnya cerita-cerita gitu. Ngarol ngidul akhirnya dia cerita kalo dia cru film. Entah sinetron apa, kayanya sih judulnya dunia terbalik atau dunia apa gitu. *buta sinetron
Sejujurnya, gua itu mandang rendah sinetron. Jadi ketika ada crunya yang bangga-banggain sinetron dia, gua hampir ga bisa nahan ekspresi (ekspresi kebencian pada sinetron). Akhirnya gua diem aja.

Nah yang baru-baru ini agak bikin gedek sih.
Ceritanya di malam minggu yang super macet, gua harus banget naik go-car. Yah, awalnya karena gua butuh ya sudah lah. Nunggu GoCar lama banget dan abangnya agak beda.
Belakangan kalo baik GoCar itu juga agak rese sih, abangnya intrograsi dulu, kaya "kemana?", "berapa orang". Nah bedanya yang ini malah diem aja. Malah jawab seperlunya banget. Biasanya tuh abang GoCar bakal minta maaf atau tanya mau cancel ga kalo terlalu lama, yang ini kaga.

Okeh, sepanjang jalan gua ngerasa ini abang tipe cerewet. Gua diem dia ngajak ngobrol. Awal-awal oke lah, tapi dari arah pembicaraan dan cara berpikirnya itu bikin gua males.
Kira-kira dia ngomong gini "gua nih orangnya suka coba-coba. Yah mumpung masih muda jadi semua gua cobain (maksudnya disini yang negatif exp : narkoba, main cewe dll). Mendingan gua belok-belok pas muda dari pada udah tua baru belok-belok"
Dan gua jawab "gimana kalau jalannya lurus aja dari awal sampe akhir"
Dia jawab "lurus terus nabrak dong"

Pada umumnya abang ojol itu kalo. Dah ga satu pemikiran sama penumpang dia bakal ngalah, yang ini kaga. Dia masih kekeh sama argumen negatifnya. Sempet-sempetnya dia ngajakin gua jalan-jalan keliling Jakarta, tepatnya ketempat-tempat ngedate ato apa lah itu. Sampe ngajak ke pemandian air panas. Gua jawab aja "yah elah, repot amat bang. Mau mandi air panas tinggal masak dirumah. Ngapain jauh2 ampe ke cibubur"

Setelah gagal dengan topik jalan-jalan dia (supir rese) mule ganti topik. Yah karena gua ngerasa ini orang bahaya, karena secara gak langsung dia udah melecehkan gua. Mungkin buat dia semua cewe itu sama, gampang di ajak bobo bareng. Dan dia itu tergolong berani.

Akhirnya sepanjang jalan dia ajak ngobrol aku jawab 1/2hati dengan ngeliatin layar hape. Harusnya sih orang normal bete kalo diajakin ngobrol tapi ditanggepin ogah-ogahan.

Dia tetep kekeh masih mau ngajak ngobrol. Akhirnya gua iseng tanya "mas berapa lama Kerja di Gojek"
"baru satu minggu"
"ohhhh, pantes"
"saya tuh sebenernya masih kerja"
"oh ini sambilan aja, banyak yg gitu sih"
Dan akhirnya dia jadi semangat lagi "iya dong, ini nah sambilan doang. Kerjaan saya itu ini" dia nunjukin ID cardnya yg di gantung di mobil. Sambil ogah2an baca aku cuma bolak balik aja.
Dan dia banggain kerjaannya. "baca dong saya kerja dimana"
Sekilas aku baca ada kata "televisi"
"oh kerja di televisi?"
"iya" jawab dia semagat. Gua diem aja. Trus dia masih bangga-banggain film yang dia buat.
"oh emang dibagian apa? Editor? Sensor?"
"baca dong" dia maksa trus nunjukin lagi kartu IDnya.
Akhirnya baru bener-bener gua baca "kameramen" hehehhehhehe "oalah... Kirain apa.. Abis tulisannya televisi Indonesia, itukan global. Ternyata kameramen"

Mungkin masuk ke topik yang bisa sama-sama nyambung. Dia mengeluarkan beberapa judul sinetron yang pernah dia tangani, kaya tukang bubur naik haji, cinta cinta apa gitu...
Tapi gua berkata "maaf ya mas, saya jarang nonton sinetron. Maaf banget loh, aku emang males nonton sinetron, karena bikin darah tinggi. Dari pada aku stroke nonton sinetron, udah aktingnya jelek, ceritanya juga jelek"
Emmm... Kayanya sih aku telah menyinggung si driver ini. Berhubung gua orangnya gak bisa bohong untuk hal-hal yang sangat menyebalkan. Jadi aku keceplosan.
Dia mule bete dan menjelaskan penderitaan dibalik layar kaca.

Yah aku berusaha minta maaf dan menjelaskan kalo "aku bener-bener ga suka sinetron"
Trus akhirnya dia berusaha menerangkan kalo mungikin film-film yang gua suka itu beda kelas sama film yang dia bikin. Film yang dia bikin itu low budgets sedangkan film yang gua suka itu high budgets.
Yah akhirnya topik jadi menarik sih, karena gua jadi ngeluarin uneg-uneg gua tentang sinetron Indonesia. Hehehhehe

Semoga Next time para cru film Ga usah terlalu belagu lah.. Dunia ini ga sesempit sinetron. Banyak orang dengan karakter berbeda.
Maaf-maaf aja kalo gua agak menyebalkan..

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo