Jumat, 24 Agustus 2018

Peliharaan sebagai apa? Mainan Atau keluarga?

Gua bingung harus gimana dan curhat sama siapa.
Tetangga gua ceritanya "punya" kucing..
Dan skng lagi sakit. Emang cuma kucing kampung, tapi mereka kasih makan dari kecil.
Trus udah berhari2 gak napsu makan, sekarang tidur terus dan lemas.
Sudah berkali2 gua bilang "mba tuh si mpus sakit" sambil gua selingin "kedokter".
Gua cukup tau, di Indonesia itu banyak manusia yang gak peduli ma hewan. Bukan masalah gak mampu kedokter. Tapi manusia ini mungkin lebih sayang duid.

Dan udah berkali-kali juga gua cerewetin bilang "mba beliin kelapa Ijo kek, takutnya keracunan" dan mereka pura-pura gak denger, kadang cuma jawab "iya tuh, dari kemarin mpus lemes" sambil main hape.

Sebagai tetangga yang peduli dengan mahluk hidup ciptaan Tuhan, gua cuma bisa ngasih mpus madu yang dia tolak. Bahkan gua sedikir paksa dia buat makan.
Sejujurnya gua kepikiran mau bawa mpus. Ke Dokter dengan duid pribadi.
Cuma memikirkan banyaknya tagihan dan modal usaha w ga bisa bawa ke dokter. Trus juga itu bukan kucing gua..
Gimana coba? Bingung gak tuh..

Trus sekarang si Mpus makin parah kondisinya. Makin lemes dan gak gerak. Tengah malem si mba panggil-panggil gua. Mereka baru sok-sokan panik dan sedih.
Entah gua yang terlalu Negatif atau apa, tapi kok rasanya itu cuma dimulut aja.

"kaka cika trus gimana dong ini si mpus?" tanya si mba tengah malem.
"yah gak tau, ngomong ucapan terakhir aja buat Mpus"
"yah ngomong apa dong?"
"terserah" gua diem sambil males liatin keluarga mereka. "ngomong aja, udah mpus.. Kita dah ikhlas kalo kamu pergi"
Tuh si Mba diem dan anak-anak mule cengeng. "mpuss maafin aku ya kalo aku punya salah"

Kalo gua jadi Mpus "hah salah apa ya??"

"kasih apa ya yes? Panadol kali ya" kata suami si Mba.

Dalam hati gua berkata "WTF"

"Fafa, beliin susu gih di warung" suruh sang ayah. Untung gak di beliin panadol beneran.

Selang beberapa Menit si Mpus dipaksa minum susu. Setelah minum beberapa mili susu, si mpus Mule berontak dan mule bertenaga sedikit.

"kasih ikan kali ya? Si Mpus kaya orang ini... Belum Makan makanya lemes.. Kasih. Makan aja kali yak" kata si Masnya.

"terserah" kata gua lagi. Masalahnya jem 12 malem cari ikan dimana. Udah gak ada yang buka juga

"yah kalo Ada Ikan ato ayam gua kasih deh" kata si Masnya, yang baru Sadar ga ada apa2. Di rumahnya.

"yah kak Kasih apa Dong Kak? Waktu Pippo sakit kaka kasih apa?" tanya si mba ke gua.

"waktu Pippo sakit kedokter trus di kasih obat" kata gua ketus. Masalahnya elu juga tau pas Pippo sakit gimana.
Kalo sakit dan lo perduli, kalo lo Anggep itu mahluk penting, kalo lo anggep itu hewan keluarga eluuu. Yah lo bawa lah ke Dokter.
Dan perlu di inget aja. Gua ini S1 Psikologi. Bukan Dokter, bukan cenayang, bukan tabib, dan bukan Dewa.
Gua tahu banyak hal karena gua sering denger curhatan temen-temen gua dan nyerap ilmu dan info dari orang lain. Walau gua males baca tapi gua Pendengar yang baik.

"gak papa lah Mpus udah tua juga" kata si. Mba. Oke itu kata-kata cuma buat menghibur diri sendiri dan buat mengurangi rasa bersalah karena menelantarkan mahluk yang "katanya" peliharaan mereka.

"baru 4tahun" kata gua. Untuk menggagalkan usaha kabur dari rasa bersalah.

"oh mpus udah 4tahun" bahkan mereka Ga tau Umur Mpus. Gua tahu karena Mpus 1 tahun lebih tua dari Pippo "emang kucing biasa Kalo Ga sakit berapa Tahun umurnya" tanya mba.

"10 atau belasan tahun. Soalnya kucingnya temenku udah belasan tahun. Dan pas dia sakit kedokter, malah pernah di Icu" jawab gua. Gua inget perah ngasih foto kucing temenku yg di ICU. Dan sekarang itu kucing subur banget.

Yah gua cukup tahu bagaimana perlakuan dan pola pikir manusia-manusia Jaman now yang perduli sama diri sendiri.
Lebih mending mereka sih, masih kasih makan kucing kampung. Dari pada orang-orang yang doyan siksa-siksa hewan dan anggep mereka mainan bukan mahluk hidup.
Cuma yang gua keselin adalah "kemunafikan" aja..
Next time kalo didepan gua, gak usah akting cemas sama Mpus. Karena aslinya adalah lo gak peduli, cuma mau ngambil hati pemilik Kontrakan dan di anggep Baik sama gua.
Entah gimana sebenernya gua dah tau kalo si Mba ini emang suka Ga tulus.
Bisa aja si mpus cuma sebagai alat. Ato si mpus Cuma diAnggap sebagai Mainan. Dan ketika mainan rusak, mudah untuk berpikir "tinggal beli baru lagi".

Sulit buat berpikir positif sekarang.

Senin, 13 Agustus 2018

Doa untuk Tuhan

Setiap malam kupanjatkan Doa untuk Tuhan yang Maha Kuasa. Tuhan yang berkuasa atas langit dan bumi. Tuhan yang memiliki kuasa atas segala hal di dunia dan diakhirat.
Hanyak kepadanya tempatku meminta. Karena Dia yang paling berkuasa diantara semua mahluk-mahluk lain.

Terkadang aku merasa doaku kurang. Bukan hanya setiap malam, namun setiap aku kosong. Aku berdoa padaNya, meminta padaNya.
Mungkin Dia akan bosan dan mengabulkan permintaanku padaNya.

Didalam serentetan doa dan permohonanku padaNya "Jadikan aku manusia yang lebih baik. Jadikan aku manusia yang Kau senangi. Berikan aku jalan menjadi manusia yang lebih baik."

Dan kini. Ujian sudah datang.
Dia memberiku pertanyaan yang harus aku jawab.
Dia menghadirkan masalah yang harus aku hadapi. Masalah yang selama ini aku hindari.

Dia memberiku ujian yang entah bagaimana harus aku selesaikan.
Logika, moral, perasaan dan hasrat.
Didunia ini ada banyak jalan untuk dilalui.
Dan aku tidak tahu pasti jalan apa yang benar.

Sulit berpikir diotak manusia yang dominan dengan perasaan.
Perasaan yang memudarkan rasionalitas.

Dari pepatah "musuh terbesar adalah diri sendiri"
Maka "ujian terbesar adalah diri sendiri"

Posisiku sekarang, aku gak bisa menyalahkan keadaan dan gak mau menyalahkan orang lain. Jadi kesalahan dan jalan keluar adalah pada diriku. Aku harus berpikir bagaimana aku harus bersikap yang benar.
Apa yang harus aku lakukan, dan apa yang terbaik untuk banyak orang, bukan banyak diriku sendiri.

Postingan ini seperti sebuah catatanku. Catatanku untuk mencari jawaban atas ujian yang aku lalui sekarang.

Ujian atas perasaan dan sikapku.

Kenapa aku harus melalui ini?
Kenapa aku harus di Uji?

Mungkin karena Doaku padaNya.

"Manusia yang lebih baik."

Sulit. Namun aku akan berubah menjadi lebih baik.

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo