Terapi pada umumnya di
bagi menjadi dua yaitu terapi medis dan psikoterapi. psikoterapi adalah sebuah proses
yang difokuskan untuk membantu menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih
banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan. Sebetulnya
dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam
psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan
dan pengajaran, atau pun pemasaran.Psikotrapi
sendiri dibagi menjadi beberpa bagian seperti psikoanalisa, humanistik, terapi
prilaku, gesralt, analisis transaksional, rasional emotif dan realitas.
Eysenck (dalam Singgih) membedakan antara psikoterapi dengan terapi perilaku,
sebagai berikut:
Psikoterapi
|
Terapi
perilaku
|
1.
Mendasarkan pada teori yang tidak konsisten, tidak
pernah dirumuskan dengan tepat dalam bentuk yang pasti.
2.
Diperoleh daro obserfasi klinis yang dibuat tanpa
pengontrolan melalui abservasi atau eksperimen.
3.
Menganggap gajala sebagai perwujudan dari sebab
yang tidak disadari.
4.
Menganggap gajala sebagai tanda adanya penekanan.
5.
Percaya bahwa muncul sesuatu gejala yang
ditentukan oleh mekanisme pertahanan diri.
6.
Semua perilaku terhadap pasien yang mengalami
kelainan neorotik harus mendasarkan pada sejarahnya.
7.
Kesembuhan diperoleh dengan memperlakukan dinamika
yang mendasarinya tidak dengan memperlakukan gejala itu sendiri.
8.
Intepretasi terhadap gejala, mimpi, tindakan,
adalah elemen yang penting.
9.
Terapi pada gejalanya menyebankan muncul gejala
baru
10. Transferens adalah
hal yang penting untuk kesembuhan pasien
|
1.
Mendasarkan pada perumusan teori yang tepat dan
konsisten yang diuji secara deduktif
2.
Diperoleh dari hasil eksperimen untuk mnguji teori
dasar dan deduksinya
3.
Menganggap gejalan sebagai respon terkondisi yang
tidak sesuai
4.
Menganggap gejalan sebagai adanya proses belajar
yang salah
5.
Muncul suatu gejala ditentukan oleh perbedaan
perorangan yang bias dikondisikan dan memiliki otonomi yang labil.
6.
Perlakuan terhadap pasien neurotic, berhubungan
dengan munculnya kebiasaan pada waktu sekarang
7.
Kesembuhan diperoleh dengan memperlakukan gejala
itu sendiri, yaitu membuat respon terkondisi yang tidak sesuai menjadi suatu
yang menjenuhkan.
8.
Interpertasi, tidak subjektif atau tidak melakukan
kesalah sekalipun tidak relevan
9.
Terapi pada gejala menyebabkan kesembuah secara
menetap.
10. Hubungan pribadi
tidak penting untuk menyembuhkan penderita neurotic.
|
Terapi
perilaku
Terdapat dua pendapat mengenai terapi perilaku ini,
sekelompok ahli mengatakan jika terminology terapi perilaku (behavior therapy) yang pertama kali di
pakai Skiner, Solomon,Lindsley dan Richards sama dengan teknik pengubahan prilaku
(behavior modification) oleh
Eyesenck. Namun kelompok lain mengatakan bahwa terapi perilaku biasanya
berhubungan dengan metode kondisioning yang berlawanan (counterconditioning).
Dalam perkembangannya
terapi perilaku sebagai metode yang dipakai untuk mengubah prilaku dalam arti umum sebagai
salah sati teknik psikoterapi yang memiliki 3 tahap:
1. Kondising
klasik pada masa prilaku baru, hasil dari individu secara pasif.
2. Kondisionong
aktif (operant), di mana
perubahan-perubahan di lingkungan yang terjadi akibat sesuatu perilaku, bias berfungsi
sebagai penguat ulang, agar perilaku akan sering di perlihatkan
3. Kognitif,
peran berfikir diperlihatkan dapat di perlakukan terhadap pasien
Perubahan
perilaku merupakan pengalaman dasar ridet dari psikologi eksperimental untuk
mempengaruhi perilaku dengan tujuan mengatasi masalah pribadi dan social dan
meningkatkan fungsinya.
Karakteristik dari
pendekatan behavioristik :
1. Terapi
perilaku didasarkan pada hasil eksperimen yang diperoleh dari pengalaman
sistematik dasar-dasar teori belajar untuk membantu seseorang mengubah
perilaku.
2. Terapi
memusatkan terhadap masalah yang dirasakan pasien sekarang dan terhadap factor-faktornya
3. Terapi
ini menitikberkatkan perubahan perilaku yang terdapat sebagai kriteria utama.
4. Merumuskan
tujuan terapi dalam terminology kongkret dan objektif, agar memungkinkan
dilakukan intervensi untuk mengulang apa yang pernah dilakukan.
5. Terapi
perilaku umumnya bersifat pendidik.
Dengan demikian terapi
perilaku tidak hanya mengubah gejala perilaku namun akan terjadi perubahan pada
keseluruhan pribadinya, sehingga terapi perilaku dalam arti sempit adalah juga
psikoterapi.