Pengenalan
Bersama
dengan Freud dan Jung, Alfred Adler adalah salah satu kontributor utama dalam
perkembangan terapi dengan pendekatan psikodinamik. Setelah bekerja sama selama 8 sampai sepuluh
tahun, mereka berpisah , dengan Freud menyebutnya sebagai penghianat yang telah
meninggalkannya. Adler menempati posisi sebagai ketua Vienna Psychoanalytic
Society pada tahun 1911 dan mendirikan Society for Individual Psychology pada
1912. Freud lalu menyatakan pendapat bahwa mendukung konsep Adlerian dan tetap
menjadi psikoanalist yang baik adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kemudian,
beberapa psikoanisis lain juga keluar dari cara pandang Freud yang ortodoks.
Para revisionis konsep Freudian ini, termasuk Karen Horney, Erich Fromm, dan
Harry Stack Sullivan, setuju bahwa faktor sosial dan budaya sangat mempengaruhi
pembentukan kepribadian. Walaupun ketiga terapis ini biasanya disebut
neo-Freudian, akan lebih tepat, seperti yang telah disarankan oleh Hans
Ansbacher (1979), untuk menyebut mereka sebagai neo-Adlerian, karena mereka
telah menyimpang dari cara pandang biological dan deterministic Freud ke cara
pandang sifat manusia secara social-psychological dan teological (berpusat pada
tujuan) milik Adler.
Adler
menekankan kebersatuan kepribadian, alih-alih beranggapan bahwa manusia hanya
dapat dimengerti sebagai mahkluk yang teritegrasi dan lengkap. Cara pandang ini
juga mendukung sifat tujuan akan perilaku, penekanan pada kemana kita ingin
pergi daripada dari mana mereka datang. Adler melihat manusia sebagi makluk
yang mencipta dan diciptakan kehidupan mereka, orang-orang mengembangkan gaya hidup yang unik yang
tidak hanya menyatakan gerakan kearah yang dituju serta ekspresi dari tujuan
yang telah mereka pilih masing-masing. Bisa dikatakan, kalau kita menciptakan
pribadi baru dari pada menerima bahwa kepribadian kita terbentuk dari
pengalaman masa kecil.
Konsep Kunci
Pandangan terhadap sifat dasar manusia
Adler meninggalkan teori dasar Freud karena
menurutnya Freud memiliki pandangan yang sangat sempit saat ia menentukan
determinasi sifat biologi dan insting. Adler percaya bahwa sebuah kehidupan mulai membentuk pandangannya akan
kehidupan pada enam tahun pertamanya. Fokus Adler ada pada bagaimana persepsi
seseorang tentang masa lalunya serta bagaimana interpretasi seseorang tentang
kejadian dimasa lalu mempengaruhi orang tersebut.
Teori Adler fokus pada perasaan inferior, yang ia anggap sebagai sesuatu
yang normal bagi manusia dan merupakan sumber pencapaian semua usaha manusia.
Alih-alih dipandang sebagai tanda-tanda kelemahan atau penyimpangan, perasaan
inferioritas dapat menjadi sumber kreativitas. Perasaan ini memotivasi kita untuk mencapai
keahlian, sukses (superioritas), dan prestasi.
Menurut persepsi Adlerian, perilaku manusia tidak hanya ditentukan dari
keturunan dan lingkungan. Manusia memiliki kapasitas untuk menginterpretsi, mempengaruhi,
dan menciptakan even. Adler menegaskan bahwa genetik dan keturunan tidaklah
sepenting pilihan kita tentang apa yang akan kita lakukan dengan kemampuan dan
keterbatasan yang kita miliki.
Adlerian fokus pada mendidik ulang sorang individual dan mengubah tatanan
masyarakat. Adler adalah orang yang memulai pendekatan subjektif di psikologi
yang fokus pada determinan internal dari perilaku seperti nilai yang dianut,
kepercayaan, sikap, tujuan, ketertarikan, dan persepsi individual akan
realitas.ia adalah pioneer pendekatan holistik, sosial, berorientasi pada
tujuan, memiliki susunan yang teratur (systemic), dan humanistik. Adler juga
menjadi terapis sistemik pertama yang berpendapat bahwa pemahaman orang-orang
akan sistem dimana mereka hidup adalah sesuatu yang penting.
Persepsi Realitas yang Subjektif
Adlerian mencoba untuk
melihat dunia dari sudut pandang subjektif klien, sesuatu yang dianggap
fenomenologikal. Pendekatan ini fenomenologikal karena pandangan ini
memperhatikan cara individu memandang dunia mereka. Realitas subjektif ini meliputi persepsi, pikiran,
perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, keyakinan, dan kesimpulan seseorang.
Perilaku dimengerti dari perspektif yang subjektif ini. Menurut pandangan
Adlerian, realitas objektif tidaklah sepenting bagaiman kita menginterpretasi
realitas dan arti yang kita dapatkan dari pengalaman kita.
Kesatuan dan Pola Kepribadian
Manusia
Adler menamakan
pendekatannya sebagai Individual Psychology dan menekankan pemahaman tentang
seseorang secara keseluruhan, bagaiman dimensi-dimensi seseorang merupakan komponen
yang saling berhubungan, dan bagaimana komponen-komponen ini distukan oleh
pergerakan individu kearah tujuan hidup. Kita adalah mahluk sosial, kreatif,
dan dapat mengambil keputusan yang dilakukan dengan suatu tujuan dan tidak
dapat sepenuhnya diketahui diluar koteks yang tidak memilki arti dalam hidup
kita (Sherman & Dinkmeyer, 1987).
PERILAKU SEBAGAI SESUATU YANG BEGUNA DAN BERORIENTASI PADA TUJUAN Individual Psychology mengasumsikan bahwa perilaku manusia memiliki satu kegunaan. Orang-orang menentukan berbagai tujuan mereka sendiri, dan perilaku bersatu dalam konteks tujuan-tujuan ini. Konsep perilaku yang memilki tujuan ini bisa jadi merupakan dasar teori Adler.
Pandangan Adler dipengaruhi oleh filsuf Hans Vaihinger (1965), yang sadar bahwa sering kali orang-orang hidup dalam fiksi atau pandangan bagaimana dunia ideal. Banyak Adlerian menggunakan istilah fictional finalism untuk menunjuk pada central goal imaginer yang membimbing perilaku seseorang. Adler kemudian berhenti menggunakan istilah ini dan menggantinya dengan ”guiding self-ideal” (diri ideal yang membimbing perilaku seseorang) dan ”goal of perfection” (tujuan untuk mencapai kesempurnaan), yang Adler anggap bertanggung jawab atas keinginan kita untuk mencapai superioritas dan kesempurnaan (Watts & Holden, 1994).
PERILAKU SEBAGAI SESUATU YANG BEGUNA DAN BERORIENTASI PADA TUJUAN Individual Psychology mengasumsikan bahwa perilaku manusia memiliki satu kegunaan. Orang-orang menentukan berbagai tujuan mereka sendiri, dan perilaku bersatu dalam konteks tujuan-tujuan ini. Konsep perilaku yang memilki tujuan ini bisa jadi merupakan dasar teori Adler.
Pandangan Adler dipengaruhi oleh filsuf Hans Vaihinger (1965), yang sadar bahwa sering kali orang-orang hidup dalam fiksi atau pandangan bagaimana dunia ideal. Banyak Adlerian menggunakan istilah fictional finalism untuk menunjuk pada central goal imaginer yang membimbing perilaku seseorang. Adler kemudian berhenti menggunakan istilah ini dan menggantinya dengan ”guiding self-ideal” (diri ideal yang membimbing perilaku seseorang) dan ”goal of perfection” (tujuan untuk mencapai kesempurnaan), yang Adler anggap bertanggung jawab atas keinginan kita untuk mencapai superioritas dan kesempurnaan (Watts & Holden, 1994).
BERUSAHA UNTUK MENCAPAI SIGNIFIKANSI DAN SUPERIORITAS Adler menekankan bahwa berusaha untuk mencapai kesempurnaan dan mengatasi ketercatasan dengan mencari keahlian ada pada semua orang (Ansbacher & Ansbacher, 1979). Demi memahami perilaku manusia, penting untuk memahami teori-teori tentang inferioritas dan kompensasi dasar. Sejak kita muda, kita menyadari bahwa kita lemah di dalam berbagai hal, yamg kemudian dikarkterisasikan dengan perasaan inferioritas. Inferioritas ini bukanlah hal negatif dalam hidup. Adler menyatakan saat kita merasa inferior, kita ditarik oleh usaha untuk mencapai superioritas. Adler menjelaskan, tujuan untuk sukses menarik orang untuk bergerak kearah pencapaian dan memungkinkan mereka untuk mengalahkan rintangan-rintangan. Tujuan untuk menjadi superior bermanfaat bagi perkembangan komunitas manusia. Tetapi, harus dimengerti kalau “superioritas” yang digunakan oleh Adler tidak berarti superior dibandingkan dengan orang lain. Tetapi lebih kepada pergerakan dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi.
GAYA HIDUP kepercayaan atau
asumsi utama seseorang membimbing setiap gerakan seseorang selama hidup dan
mengatur realitasnya, memberikan arti pada kejadian dalam hidup mereka. Adler
menyebutnya pergerakan kehidupan dan gaya hidup individu. Gaya hidup meliputi
menghubungkan tema dan aturan interaksi yang menyatukan semua tindakan kita.
Gaya hidup sering digambarkan sebagai persepsi kita mengenai diri, orang lain,
dan dunia. Hal ini juga meliputi
karakteristik cara berpikir, peranan, rasakan, jalani, dan usaha kearah tujuan
jangka panjang individu (Mosak & Maniacci, 2008).
Adler memandang
kita sebagai aktor, pencipta, dan artis. Dalam mengusahakan tujuan yang
memiliki arti bagi kita, kita mengembangkan cara hidup yang unik (Ansbacher,
1974). Konsep ini menjelaskan
kenapa kenapa semua perilaku kita saling cocok satu sama lain untuk memberikan
kekonsistenan dalam tindakan kita.
Dalam mencapai
superioritas, Adlerian percaya masing-masing dari kita mengembangkan faset
kepribadian yang unik, cara hidup diri kita sendiri. Semua yang kita lakukan terpengaruhi
dengan gaya hidup yang unik ini. Pengalaman didalam keluarga hubungan antara
saudara menyumbangkan banyak hal pada perkembangan pandangan, pikiran,
perasaan, dan perilaku. Pengalaman sendiri bukanlah faktor yang menentukan,
tetapi lebih pada bagaimana kita menginterpretsikan berbagai kejadian yang membentuk
kepribadian. Interpretasi yang salah dapat menyebabkan kesimpulan yang slah
pada logika kita, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku dimasa sekarang.
Saat kita menyadari pola dan keberlangsungan hidup kita, kita berada dalam
posisi untuk mengubah asumsi-asumsi yang salah dan membuat perubahan-perubahan
dasar. Kita dapat membingkai kemabali pengalaman masa kecil dan secara sadar
menciptakan gaya hidup yang baru.
Kepentingan Sosial (Social Interest) dan Merasa Menjadi Bagian Komunitas
(Community Feeling)
Kepentingan
sosial (social interest) dan merasa menjadi bagian komunitas (community
feeling), Gemeischafisgefuhl, mungkin merupakan konsep Adler yang paling
signifikan dan khas (Ansbacher, 1992). Istilah ini digunakan untuk
menggambarkan kesadaran bahwa sesorang merupakan bagian dari komitas manusia
dan sikap individual dalam menghadapi dunia sosial.
Psikologi Individual bersandar pada
kepercayaan utama bahwa kebahagiaan dan kesuksesan kita sangat berhubungan
dengan keterhubungan sosial ini. Karena kita berada didalam masyarakat, manusia tidak dapat dipahami dari
sisi yang terisolasi dari konteks sosial tersebut. Kita, utamanya, dimotivasi
dengan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu.
Adler mengajarkan kita untuk menguasai tiga tugas universal: membangun
persahabatan (tugas sosial), membangun hubungan yang intim (tugas
cinta-pernikahan), dan menyumbang pada masyarakat (tugas peranan). Setiap tugas
ini memerlukan perkembangan kapasitas psikologis untuk persahabatan dan keberadaan, untuk kontribusi dan penghargaan
diri, dan untuk kooperasi (Bitter, 2006). Tugas dasar kehidupan ini sangat
penting bagi kehidupan manusia, bila salah satu atau lebih tugas ini mengalami
disfungsi, hal ini bisa dijadikan indikator gangguan psikologis. (American
Psychiatric Association, 2000).
Urutan Lahir dan Hubungan Persaudaraan
Keunikan pendekatan Adlerian adalah
karena pendekatan ini memperhatikan hubungan persaudaraan dan posisi kelahiran
pada suatu keluarga. Ururtan kelahiran bukanlah teori deterministik, tetapi teori
ini memang meningkatkan kemungkinan individu untuk memiliki pengalaman
tertentu. Adler (1931/1958) memperhatikan
seringnya orang bertanya-tanya mengapa anak yang berasal dari keluarga yang sama
sering kali sangat berbeda, ia menerangkan adalah salah untuk beranggapan
anak-anak yang berasal dari keluarga yang sama akan dibentuk didalam lingkungan
yang sama. Adler mengidentifikasi lima posisi psikologis yang sering digunakan
dalam memandang kehidupan anak.
- Anak Tertua. Biasanya anak tertua
menirima banyak perhatian, dan selama ia menjadi anak satu-satunya,
biasanya ia akan dimanjakan dengan dijadikan sebagai pusat perhatian.
Biasanya ia akan menjadi anak yang dapat diandalkan, ulet, serta berusaha
untuk terus menjadi yang terdepan. Saat saudaranya dilahirkan, ia akan merasa kehilangan tempat yang ia
sukai. Ia tidak lagi unik atau spesial. Ia mungkin akan cepat percaya
kalau si pendatang baru (si pengganggu) akan mencuri kasih sayang yang
terbiasa ia terima.
- Anak kedua. Dari pertama ia
dilahirkan, ia berbagi perhatian bersama anak lain. Biasanya anak kedua
bersikap seakan-akan ia berada dalam sebuah perlombaan dimana ia dilatih
untuk mengalahkan kakaknya. Persaingan diantara kedua anak pertama ini
biasanya mempengaruhi kehidupan mereka dimasa depan. Anak yang lebih muda
akan mengembangkan kemampuan untuk melihat titik kelemahan sang kakak agar
dapat meraih prestasi dan pujian dimana sang kakak telah gagal sebelumnya.
Jika satu berbakat disatu area, yang satu lagi akan mengembangkan
kemampuan di area yang berbeda. Biasanya kepribadian anak kedua sangat
bertentangan dengan anak pertama.
- Anak tengah biasanya akan merasa
terhimpit. Anak ini mungkin akan meyakini ketidakadilan hidup dan akan
merasa dicurangi. Anak ini mungkin akan mengasihani dirinya sendiri dan akan
menjadi anak yang bermasalah. Tetapi, khususnya dikeluarga yang
dikarakterisasi dengan konflik, anak ketiga mungkin akan menjadi penengah.
Jika terdapat empat anak pada satu keluarga, anak kedua sering merasa
seperti anak tengah dan anak ketiga akan berkepribadian lebih santai,
lebih sosial, dan mungkin akan mengambil sisi anak pertama.
- Anak termuda akan selalu menjadi
’bayi’ dalam keluarga, sehingga biasanya lebih dimanjakan. Ia memiliki
peranan sendiri dalam keluarga karena saudara-saudaranya telah mendahuluinya.
Mereka mungkin akan berkembang dengan cara yan berbeda dari yang lain.
- Anak semata wayangmemiliki masalahnya
sendiri. Walaupun ia akan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan
anak pertama, ia mungkin tidak akan belajar untuk berbagi dengan anak-anak
lain. Ia akan belajar untuk menghadapi orang dewasa dengan lebih baik.
Sering kali anak satu-satunya menjadi anak yang dimanjakan dan akan
tergantung pada salah satu atau kedua orang tuanya. Ia mungkin akan selalu
menginginkan perhatian utama, dan jika posisinya tertantang, ia akan
merasa hal tersebut sangat tidak adil.
Proses Terapeutik
Tujuan Terapi
Konseling Adlerian bersandar
pada pengaturan klien dan konselor yang kolaboratif. Secara umum, proses
terapeutik meliputi pembentukan hubungan yang saling menghormati; investigasi
psikologis menyeluruh atau assesment gaya hidup; dan menemukan tujuan dan
asumsi yang salah. Setelahnya kan diikuti dengan pendidikan kembali agar klien
dapat bergerak kearah sisi hidup yang berguna.
Adlerian tidak melihat
kliennya sebagai orang sakit dan membutuhkan penyembuhan. Mereka lebih menyukai
model kepribadian daripada model penyakit.
Tahap 3 : Mendorong Pemahaman Diri dan Wawasan.
Dalam fase
ketiga, terapis alderian menjelaskan pemikirannya sebagai sarana untuk
meningkatkan pemahaman diri dan wawasan. Mosak dan Maniacci (2008)
mendefinisikan wawasan sebagai “pemahaman yang dilakukan dalam tindakan
konstruktif”. Ketika adlerians berbicara tentang wawasan, mereka mengacu pada
pemahaman tentang motivasi yang beroperasi dalam kehidupan klien. pemahaman
diri hanya mungkin jika memiliki tujuan tersembunyi dan perilaku yang dilakukan
secara sadar. adlerians menganggap wawasan sebagai bentuk khusus dari sadar
yang memfasilitasipemahaman yang bermakna dalam hubungan terapeutik dan
bertindak sebagai dasar untuk perubahan. Wawasan adalah alat untuk mencapai
tujuan, dan tidak ada suatu tujuan itu sendiri. Orang dapat membuat perubahan
yang cepat dan signifikan tanpa wawasan banyak.
Tahap 4 : Reorientasi dan Pendidikan Ulang
Tahap terakir, proses terapi
adalah fase tindakan berorientasi yang dikenal sebagai reorientasi dan
pendidikan ulang: menempatkan wawasan ke dalam praktek. Klien didorong dan
ditantang untuk mengembangkan keberanian untuk mengambil risiko dan membuat perubahan
dalam hidup mereka
PERUBAHAN DAN PENCARIAN UNTUK
KEMUNGKINAN BARU
Selama fase orientasi konseling, klien membuat keputusan
dan memodifikasi tujuan mereka. Mereka didorong untuk bertindak seolah-olah
mereka sebagai orang yang mereka inginkan, yang dapat berfungsi
untuk menantang asumsi keterbatasan diri. Klien diminta untuk menangkap diri mereka dalam
proses pengulangan pola-pola lama yang telah menyebabkan perilaku tidak
efektif. Komitmen adalah bagian dasar dari reorientasi. Jika klien mengharapkan
perubahan, mereka harus berkeinginan untuk menyusun tugas-tugas untuk diri
mereka dalam kehidupan tiap harinya dan melakukan sesuatu yang spesifik tentang
masalah mereka. Dengan ini, klien menerjemahkan pemahaman baru mereka dalam
tindakan yang konkrit.
MEMBUAT SEBUAH
PERBEDAAN. Konselor Adlerian berusaha untuk membuat perbedaan dalam kehidupan klien mereka. Perbedaan itu mungkin dimanifestasikan
oleh perubahan perilaku atau
sikap atau persepsi. Praktisi Adlerian dapat menggunakan berbagai macam teknik lain secara kreatif, selama metode ini secara
filosofis konsisten dengan premis teori dasar psikologi Adlerian. (Milliren et al, 2007).
Area Aplikasi
Adler adalah perintis
upaya pada layanan pencegahan dalam kesehatan mental yang terus mendukung
peranan Psikologi individu
di sekolah dan keluarga. Karena
Psikologi Individual didasarkan pada model pertumbuhan, bukan model medis, itu berlaku untuk bidang bervariasi seperti kehidupan sebagai pedoman anak;
konseling orang tua-anak; konseling pasangan; konseling keluarga dan terapi;
konseling kelompok dan terapi; konseling individu dengan anak,
remaja, dan dewasa; konflik budaya; pemasyarakatan dan rehabilitasi
serta konseling; institusi kesehatan mental. Prinsip Adlerian telah banyak
diterapkan untuk program penyalahgunaan zat, masalah sosial, untuk memerangi kemiskinan dan kejahatan, masalah lanjut
usia, sistem sekolah, agama, dan bisnis.
APLIKASI UNTUK PENDIDIKAN
Adler (1930/ 1978) menganjurkan pelatihan baik guru
dan orangtua dalam praktek-praktek yang efektif yang menumbuhkan minat sosial anak dan mengakibatkan rasa kompetensi dan harga diri. Adler memiliki minat dalam menerapkan ide-idenya untuk pendidikan, terutama dalam menemukan cara untuk memperbaiki gaya hidup yang
salah dari anak-anak sekolah. Dia memulai proses untuk bekerja dengan siswa dalam
kelompok dan untuk mendidik orang tua dan guru. Dengan menyediakan cara untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan dasar anak
bagi guru, ia berusaha untuk mempromosikan kepentingan sosial dan kesehatan
mental.
APLIKASI UNTUK PENDIDIKAN ORANG TUA. Pendidikan orang tua berusaha untuk meningkatkan hubungan antara
orangtua dan anak dengan
mempromosikan pemahaman yang
lebih besar dan penerimaan. Orang tua diajarkan bagaimana mengenali tujuan anak yang salah dan menggunakan konsekuensi logis dan alami
untuk membimbing anak-anak terhadap perilaku yang lebih produktif. Pendidikan orang
tua Adlerian juga mendengarkan stress anak, membantu anak-anak menerima konsekuensi dari perilaku mereka, menerapkan pembinaan emosi, mengadakan pertemuan keluarga, dan menggunakan dorongan.
APLIKASI UNTUK KONSELING
PASANGAN. Terapi Adlerian dengan
pasangan dirancang untuk
menilai keyakinan seorang pasangan dan perilaku sedangkan mendidik mereka dalam cara yang lebih efektif dalam mencapai tujuan hubungan mereka. Clair Hawes telah mengembangkan pendekatan untuk konseling pasangan dalam
model terapi Adlerian singkat. Selain mengatasi kesesuaian gaya hidup, Hawes melihat pada kenangan awal pernikahan dan hubungan
masing-masing pasangan, hubungan intim,
spiritualitas, perawatan diri, dan harga diri (Bitter et al.,
1998; Hawes, 1993; Hawes & Blanchard, 1993). Carlson, Watts, dan Maniacci
(2006) menjelaskan bagaimana Adlerians mencapai
tujuan terapi pasangan singkat: Mereka menumbuhkan minat sosial, membantu pasangan dalam mengurangi perasaan rendah diri dan
mengatasi keputusasaan,
Membantu pasangan memodifikasi pandangan
dan tujuan mereka, membantu pasangan untuk merasakan kualitas dalam
hubungan mereka, dan memberikan keterampilan
dalam membangun peluang.
Berbagai macam teknik
yang berlaku untuk bentuk-bentuk konseling dapat digunakan ketika
bekerja dengan pasangan.
Pada konseling pasangan, Pasangan diajarkan teknik spesifik yang dapat meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Beberapa teknik adalah mendengarkan, parafrase, memberikan umpan balik, pertemuan setelah
pernikahan, daftar harapan,
melakukan pekerjaan rumah, dan memberlakukan pemecahan
masalah. Adlerians menggunakan
metode psikoedukasional dan pelatihan keterampilan
dalam konseling pasangan.
Adlerians kadang-kadang akan melihat
klien sebagai pasangan, kadang-kadang secara individu dan kemudian bergantian sebagai pasangan dan
sebagai individu. Daripada mencari siapa yang
salah dalam hubungan,
terapis memandang dari gaya hidup pasangan dan interaksi dari dua gaya hidup. Penekanan diberikan untuk membantu
mereka memutuskan apakah
mereka ingin mempertahankan hubungan mereka, dan
jika demikian, apa mereka bersedia untuk membuat perubahan.
APLIKASI UNTUK KONSELING
KELUARGA. Dengan penekanan pada konstelasi keluarga, holisme, dan kebebasan terapis untuk berimprovisasi, Pendekatan Adler memberikan kontribusi dasar pada perspektif terapi keluarga. Adlerians bekerja dengan fokus keluarga pada suasana kekeluargaan, konstelasi keluarga, dan tujuan interaktif dari setiap anggota (Bitter, Roberts,
& Sonstegard, 2002). Suasana keluarga adalah
iklim yang mencirikan hubungan antara orang tua dan sikap mereka terhadap kehidupan , peran
gender, pengambilan keputusan, persaingan, kerjasama, menghadapi
konflik, tanggungjawab, dan
sebagainya. Suasana,
termasuk menyediakan model peran orang
tua, mempengaruhi anak-anak saat mereka tumbuh dewasa. Proses terapi berusaha untuk meningkatkan
kesadaran tentang interaksi individu-individu dalam sistem keluarga. Mereka
yang mempraktekkan terapi keluarga Adlerian berusaha untuk memahami
tujuan, keyakinan, dan, perilaku, setiap anggota keluarga
dan keluarga sebagai entitas dalam dirinya sendiri.
Aplikasi Untuk penyuluhan Grup
Adler dan
rekan kerjanya menggunakan pendekatan group pada pusat bimbingan anak di Vienna
pada awal tahun 1921 (Dreikurs,1969). Dreikurs mempopulerkan hasil pekerjaan
Adler dan menggunakan grup psikoterapi pada latihan pribadinya selama 40 tahun.
Walaupun Dreikurs memperkenalkan group terapi kepada latihan psikiatriknya
sebagai cara untuk menghemat waktu , dia dengan cepat menemukan karakteristik
unik pada grup yang membuat cara efektif untuk menolong orang untuk berubah. Perasaan
rendah diri bisa ditantang dan menetral efektif dalam kelompok, dan konsep yang
disalah artikan dan nilai adalah akar sosial dan gangguan emosi dapat sangat
dalam mempengaruhi karena kelompok adalah nilai pembentuk agen
(sonstegard & Bitter,2004).
Alasan untuk konseling Grup
Adlerian didasarkan pada premis bahwa masalah kita yang utama adalah
yang bersifat sosial. Grup menyediakan konteks sosial in yang anggota
dapat mengembangkan rasa memiliki, keterkaitan sosial, dan komunitas. sonstegard
& Bitter (2004) menulis bahwa grup partisipan datang untuk melihat bahwa banyak dari masalah mereka secara
interpersonal, bahwa perilaku
mereka memiliki makna sosial, dan
bahwa tujuan mereka terbaik dapat dipahami dalam kerangka tujuan sosial.Dari sudut pandang saya, penggunaan awal ingatan
adalah sebuah fitur yang unik dari
konseling grup Adlerian. Seperti yang telah disebutkan . dari berbagai macam
ingatan awal, individu dapat mendapatkan
rasa yang jelas tentang gagasan
mereka keliru, sikap saat ini,
ketertarikan sosial, dan kemungkinan kebiasaan yang akan datang. Melalui saling berbagi ingatan
awal, anggota mengembangkan rasa koneksi satu sama lain, dan kohesi kelompok meningkat.
Kelompok ini menjadi agen perubahan karena hubungan interpersonal yang baik antara anggota dan darurat
harapan.
Kekuatan dari keanekaragaman Perspektif
Teori Adlerian membahas masalah kesetaraan sosial
dan sosial manusia
jauh sebelum multikulturalisme dianggap
pentingnya sentral dalam profesi (Watts & Pietrzak,2000). Adler mengenalkan
gagasan dengan implikasi terhadap multikulturalisme
yang memiliki relevansi sebanyak atau
lebih hari ini seperti
yang mereka lakukan selama waktu Adler
(Pedersen, seperti dikutip dalam Nystul, 1999b). beberapa dari gagasan
ini termasuk (1) kepentingan dari kontes budaya, (2) penekanan
pada kesehatan sebagai lawan patologi (3) perspektif holistik pada kehidupan, (4) nilai pengertian individual dalam hal tujuan inti mereka dan tujuan,(5),
kemampuan untuk latihan kebebasan dalam konteks kendala masyarakat, dan (6) focus pada pencegahan dan perkembangan pada pendekatan proaktif saat
berhadapan dengan masalah.
Kekurangan dari perspektif keragaman
seperti halnya
model barat paling,
pendekatan Adlerian cenderung berfokus
pada diri sebagai lokus perubahan dan tanggung jawab. karena budaya lain memiliki konsepsi
yang berbeda, ini penekanan utama pada
mengubah diri otonom
mungkin menjadi masalah bagi banyak klien. asumsi tentang keluarga inti
barat yang dibangun ke dalam konsep Adlerian urutan
kelahiran dan konstelasi keluarga. untuk orang-orang dibesarkan dalam konteks keluarga besar, beberapa gagasan ini mungkin kurang relevan
atau setidaknya mungkin perlu dikonfigurasi ulang. teori Adlerian memiliki beberapa kelemahan potensial untuk
klien dari budaya-budaya yang tidak tertarik dalam
mengeksplorasi pengalaman masa kecil masa lalu, kenangan awal, pengalaman keluarga, dan impian. pendekatan ini juga memiliki efektivitas yang terbatas dengan klien yang tidak mengerti tujuan eksplorasi rincian analisis gaya
hidup ketika berhadapan dengan masalah
Lifes saat ini (ariciniega & newion, 2003). di
samping itu, budaya beberapa
klien dapat menyebabkan mereka
melihat konselor sebagai "ahli"
dan mengharapkan bahwa konselor akan memberikan mereka dengan solusi untuk masalah mereka. untuk klien-klien ini, peran terapis Adlerian dapat menimbulkan masalah karena terapis Adlerian
tidak ahli dalam memecahkan masalah rakyat mereka.
sebaliknya, mereka melihatnya sebagai fungsi mereka untuk mengajar orang metode alternatif untuk mengatasi masalah kehidupan. banyak klien yang menekan masalah
cenderung ragu-ragu untuk mendiskusikan bidang kehidupan mereka bahwa mereka tidak mungkin melihat sebagai terhubung ke perjuangan yang membawa mereka ke terapi.
individu mungkin percaya bahwa tidak
patut untuk mengungkapkan informasi keluarga. dalam hal ini carlson carlson dan (2000)
menunjukkan bahwa kepekaan terapis dan pemahaman klien
yang kultural keyakinan
tentang mengungkapkan informasi keluarga
sangat penting. jika terapis yang
mampu menunjukkan pemahaman dari klien nilai
budaya, ada kemungkinan bahwa klien
ini akan lebih terbuka untuk menjadi
penilaian dan proses perlakuan. masih,
jim pahit (komunikasi
pribadi, Februari 17,2007)
memiliki catatan bahwa ketika ia bekerja untuk pertama kalinya dalam budaya baru dan berbeda, dia membuat rata-rata sekitar lima kesalahan sehari. menurut pendapat saya,
apa yang lebih penting daripada membuat kesalahan adalah bagaimana kita
memulihkan dari mereka.
Ringkasan dan evaluasi
Adler jauh dari waktu ke depan, dan terapi yang paling kontemporer telah memasukkan setidaknya beberapa ide-idenya. psikologi individual mengasumsikan
bahwa orang termotivasi oleh
faktor-faktor sosial; bertanggung
jawab atas pikiran mereka sendiri, perasaan, dan tindakan; adalah pencipta
kehidupan theur, sebagai lawan menjadi korban tak berdaya, dan terdorong oleh maksud
dan tujuan, terlihat lebih masa
depan daripada kembali ke masa
lalu. tujuan dasar dari pendekatan Adlerian adalah untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah keyakinan mereka yang keliru tentang diri, orang lain, dan kehidupan dan dengan demikian berpartisipasi lebih lengkap dalam suatu dunia
sosial. klien tidak dipandang sebagai sakit secara psikologis tetapi sebagai berkecil hati. proses terapi membantu individu menjadi sadar akan pola mereka dan membuat beberapa perubahan mendasar dalam gaya hidup mereka, yang menyebabkan perubahan
dalam cara mereka merasa dan berperilaku. peran keluarga dalam perkembangan individu ditekankan. terapi adalah perusahaan koperasi yang menantang klien untuk menerjemahkan wawasan mereka ke dalam tindakan di dunia nyata. kontemporer teori Adlerian adalah sebuah pendekatan integratif, menggabungkan kognitif, konstruktivis, eksistensial, psikodinamik, dan perspektif sistem. beberapa karakteristik umum termasuk penekanan pada membangun hubungan klien-terapis hormat, penekanan
pada kekuatan klien dan sumber daya, dan orientasi optimis dan masa depan. pendekatan Adlerian memberikan praktisi
banyak kebebasan dalam bekerja dengan klien. utama Adlerian kontribusi telah dibuat dalam bidang berikut: pendidikan dasar,
kelompok konsultasi dengan guru, kelompok pendidikan orang tua, pasangan
dan terapi keluarga, dan konseling kelompok.
Kontribusi dari pendekatan Adlerian
kekuatan
dari pendekatan Adlerian adalah fleksibilitas dan sifat integratif nya. terapis
Adlerian dapat baik secara teoritis integratif dan teknis eklektik (watt
& Shulman, 2003). ini pendekatan terapi memungkinkan untuk kita menggunakan
berbagai terapi kognitif, perilaku, dan teknik pengalaman. terapis Adlerian
adalah akal dan fleksibel dalam menggambar banyak metode yang dapat diterapkan
untuk beragam klien dalam pengaturan dan format. terutama prihatin tentang
melakukan apa yang ada di kepentingan terbaik klien, klien masuk ke dalam satu
kerangka teoritis
Konsep yang disusun Adler
selama ia berkarya yaitu :
(1) pentingnya mencari untuk tujuan hidup seseorang, termasuk menilai bagaimana
tujuan-tujuan mempengaruhi suatu
(2) individu fokus pada
interpretasi individu dari
pengalaman awal dalam keluarga, dengan khusus penekanan
pada dampak mereka saat ini
(3) penggunaan klinis dari ingatan awal di kedua penilaian
dan pengobatan,
(4) penggunaan mimpi sebagai
latihan untuk tindakan di masa depan
(5) kebutuhan untuk memahami
dan menghadapi kesalahan dasar
(6) penekanan kognitif, yang
menyatakan bahwa emosi dan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh keyakinan
seseorang dan proses berpikir
(7) ide bekerja di luar sebuah
tindakan merencanakan dirancang untuk membantu klien membuat perubahan
(8) hubungan kolaboratif,
dimana klien dan terapis bekerja yang disepakati bersama-sama dan
(9) penekanan diberikan kepada dorongan selama
proses konseling keseluruhan. konsep Adlerian beberapa memiliki implikasi untuk
pengembangan orang. satu gagasan yang kuat telah membantu saya untuk memahami
hidup saya adalah asumsi bahwa perasaan rendah diri yang terkait dengan sriving
untuk superority
Keterbatasan dan
kritik dari pendekatan Adlerian
Adler harus memilih antara
meresmikan teorinya dan mengajarkan konsep dasar psikologi individu. ia
ditempatkan berlatih dan mengajar sebelum mengatur dan menyajikan sebuah teori
yang jelas dan sistematis. Hasilnya, presentasi tertulisnya sering sulit untuk
diikuti, dan banyak dari mereka adalah dari akan memberikan awalnya, banyak
orang menganggap cita-citanya agak longgar dan terlalu sederhana. Penelitan
mendukung effectivieness teori Adlerian terbatas tetapi telah meningkat selama
25 tahun terakhir (watt & Shulman, 2003). Namun, sebagian besar dari teori
ini masih memerlukan pengujian empiris dan analisis komparatif. ini benar
terutama di bidang konseptual yang adlerians menerima sebagai aksioma:
misalnya, perkembangan gaya hidup: kesatuan kepribadian dari pandangan tunggal
diri, penolakan keunggulan keturunan dalam perilaku, terutama patologis
perilaku, dan manfaat jika berbagai intervensi digunakan oleh berbagai
adlerians.
0 celoteh:
Posting Komentar