Kamis, 21 April 2011

Veronika memutuskan Mati

Seorang wanita muda dan cantik dengan kehidupan normalnya, ia berusaha membunuh dirinya dengan meminum pil tidur karena dia merasa hidupnya hampa. Ia bosan dengan rutinitas yang ia jalani, ia menganggap hidupnya tidak berarti lagi. Setiap hari ia melakukan pekerjaan yang sama, Pagi bekerkja di perpus takaan, kemudian pulang saat sore, bertemu dengan kekasih lalu tidur dan besoknya rutinitas yang sama akan dia lakukan lagi, sampai akhirnya dia menikah dan punya anak lalu melihat suaminya berselingkuh namun dengan alasan anak dia bertahan hidup sampai ia tua(hal yang selalu terjadi pada kebanyakan orang). namun sebelum semuah hal itu terjadi pada dirinya, dia memutuskan untuk mati.
Sambil menanti kematiannya dia membaca sebuah artikel di majalah yang jenaka menanyakan "Dimana Slovenia", ia merasa kesal karena Slovenia adalah kampung halamannya karena itu dia memutuskan untuk menulis surat kepada pers membenarkan bunuh diri, gagasan untuk membuat pers percaya bahwa dia telah membunuh dirinya sendiri karena orang -orang tidak tahu mana Slovenia dan kematiannya akan membuat Slovenia terkenal.
Namun Veronika berhasil di selamatkan karena pertolongan para medis. Veronika sadar saat ia berada di rumah sakit, bukan sembarang rumah sakin melainkan rumah sakit jiwa. Ia di sangka mengalami depresi berat dan di bawa kerumah sakit dia dan dokter mengatakan bahwa umur veronika tidak akan lama lagi karena obat tidur itu telah merusak jantungnya dan usia Veronika tinggal 5-6 hari. Walau di rumah sakit jiwa Veronika tetap berusaha untuk bunuh diri, namun hal tersebut percuma saja. Ia bertemu dengan seseorang yang bernama Zedka yang merupakan teman pertama Veronika di rumah sakit jiwa. kebetulan Zedka akan keluar dari rumah sakit sehari setelah Veronika masuk. Walau mereka hanya bersama sehari namun Veronika membawa banyak perubahan pada diri Zedka. Zedka semakin yakin untuk meninggalkan rumah sakit. Rumah sakit jiwa itu tidak sepenuhnya di diami para pengidap scizofrenia namun juga orang-orang yang telah sembuh dari gangguan kejiwaannya. Di rumah sakit jiwa mereka bebas melakukan apapun yang mereka mau tanpa harus takut dan malu karena semua menganggap mereka gila, karena itu banyak pasien yang telah lama sembuh namun enggal meninggalkan rumah sakit itu. Namun keadaan berubah setelah kehadiran Veronika. Zedka kembali memandang apa makna hidupnya, Ia tidak mungkin selamanya berada di rumah sakit itu, dan sebelum pergi Veronika melihat Zedka melakukan terapi kejut listrik. Dalam novel ini di ceritakan pengalaman Zedka selama mengalami kejut listrik.
Sebelum pergi Zedka menceritakan suatu kisah. Suatu ketika ada seorang penyihir yang ingin menghancurkan seluruh kerajaan dengan membuat seluruh penduduk menjadi gila, ia pun memasukkan racun ke sebuah sumur yang digunakan oleh semua orang. Setelah berapa lama, semua penduduk menjadi gila, kecuali raja dan keluarganya yang ternyata minum dari sumur kerajaan. Raja pun bingung karena semua orang bersikap aneh dan mencoba mengaturnya dengan mengeluarkan peraturan-peraturan baru. Namun justru raja dianggap gila karena membuat peraturan yang tidak masuk akal. Raja pun dianggap tidak pantas lagi berkuasa karena sudah gila! Merasa putus asa, raja pun berniat turun tahta namun ratu mencegahnya dan mengusulkan bagaimana kalau mereka minum dari sumur itu juga kemudian raja beserta keluarga menjadi gila dan akhirnya diterima kembali oleh rakyat. Walau pun negara mereka kerajaan negara yang berbeda namun kerajaan itu tetap berkambang maju dan labih baik dari pada kerajaan lain.

Setelah Zedka pergi, Veronika kembali sendiri dan melakukan rutinitas seperti biasa selama dua hari, ia merasa waktu berjalan begitu cepat dan ia menyadari kalau selama ini yang membuat hidupnya begitu membosankan adalah dirinya sendiri. Ia mempunyai pilihan untuk menentukan jalan hidupnya namuan ia memilih semuanya sama dan monoton, ia bisa merubah hidupnya sebdiri jika ia mau. Suatu malam saat Veronika dilema dengan kondisinya, ia pergi ke ruang santai dan bermain piano yang ada di sana. Piano itu sudah lama sekali tidak ada yang memainkan dan malam itu Veronika bermain piano sepuas-puasnya dengan di temani Eduard (penderita scizofren). Veronika merasa hidup kembali dan menemukan tujuannya. Ia ingin menjadi seorang pianis. Ia teringan semasa kecil ia di ajarkan bermain piano, awalnya ia tidak suka namun lama-kelamaan ia merasa damai dan ingin menjadi pianis. Cita-citanya di tentang oleh ibu Veronika sehingga Veronika memutuskan berhenti bermain dan mengikuti keinginan ibunya. Ia tau semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun itu bukan yang di inginkan Veronika. Ia merasa menyesal karena umurnya tidak lama lagi. 
Dalan novel ini Paulo Cuelho bukan hanya menyampaikan tentang makna hidup namun juga tentang makna kejiwaan. Orang yang berada di rumah sakit jiwa belum tentu adalah orang yang gila. Di sini kita memandang orang gila sebanagi suatu yang buruk hanya karena ketidak samaan semata. Orang yang berbeda pemikirannya maka kita aka mengecap kereka gila, padahal mungkin saja perbedaan itu merupakan suatu keunikan. Pada pandangan umum normal adalah sebuah konsensus dalam masyarakat di mana semuanya menyepakati sebuah nilai yang sama. Orang normal adalah orang yang berlaku seperti orang pada umumnya, sedangkan orang aneh (atau dalam hal ini disebut orang gila) adalah orang yang memiliki kelakuan berbeda dari konsensus umum. Dan dalam cerita ini sebenarnya Veronika tidak gila, namun ia hanya di sangka mengalami kegilaan karena tindakan yang ia lakukan tidaklah normal.

Bukan hanya Veronika sadar tentang kehidupan ini yang indah dan masih banyak hal yang ingin ia lakukan di dunia ini, namun Ia juga menemukan Cintanya yaitu Eduard. Sejak kedatangan Veronika, Eduard pun ingin keluar dari dunia fantasi yang ia ciptakan sendiri dan lambat laun Eduard menjadi sembuh dari Scizofennya.
Apakah Eduard dan Veronika akan bisa bersama dan keluar dari rumah sakit jiwa? baca saja bukunya...

0 celoteh:

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo