Kamis, 26 Mei 2011

Ketertariakn interpersonal, Daya tarik fisik,Compliance (Kesepakatan), Obedience (Kepatuhan), dan Indoktrinasi Intensif


Ketertariakn interpersonal
Ketertarikan interpersonal adalah sikap seseorang mengenai orang lain, dimana ketertarikan tersebut meliputi evaluasi sepanjang suatu dimensi yang berkisaran dari sangan suka hingga sangat tidak suka.
Ketertarikan ini bisa terjadi karena adanya kekuatan kedekatan (repeated exposure). Seperti kontak yang terjadi secara terus menerus dengan sebuah stumulus maupun paparan yang berulang terhadap stimulus apapun yang sedikit negatif, netral atau positif terhadap stumulus tersebut. Biasanya jika suatu stumulus sudah terlalu negatif tidak berpengaruh. Kedekatan ini merupakan suatu emosi atau efek yang memiliki dua karekteristik, yaitu berdasarkan intensitas atau kekuatan emosi dan berdasarkan arah seperti emosi positif atau negatif. Efek yang positif terkadang memungkinkan untuk mengeksplorasi aspek baru dalam lingkungan, sedangakn aspek negatif akan membantu kesiagaan dan terkadang pula kemungkinan mundur jika diperlukan efek.
Dalam ketertarikan interpersonal ini ada faktor-faktor yang dapat juga mempengaruhi ketertarikan seseorang, seperti hallo efect atau kesan pertama dan informasi negatif. Hallo efect biasanya sangat berpengaruh dan bertahan lama. Jika seseorang sudah dicap negatif pada kesan pertama, terkadang akan terbawa sampai jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan informasi negatif akan membuat orang mengecap orang lain negatif sebelum melihatnya sendiri. Terkadang hello efect dan informasi negartif ini saling berhubungan. Misalnya saat seseorang sudah mengecap orang lain negatif karena adanya hallo efect bisa saja orang itu akan menyebarkan informasi negatif yang belum tentu benar adanya, sehingga orang lain yang mendengarnya akan terpengaruh.
Ada beberapa teori yang berhubungan tentang ketertarikan interpersonal seperti teori kognitif, teori penguatan, dan teori interaksional. Berdasarkan teori kognitif, tingkah laku sosial diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan. Dalam teori penguatan ketertarikan bisa terjadi jika adanya riward (hadiah) atau reinformant dan pemberian hukuman. Sedangakan teori interaksionis mengenai konteks lingkungan.

Daya tarik fisik
Topik ini sungguh menarik untuk dibahas karena daya tarik fisik sering kali memepengaruhi daya tarik  interpersonal. Daya tarik fisik sendiri adalah kombinasi karakteristik yang dieveluasi sebagai cantik atau tampan pada ujung paling ekstrem dan tidak menarik pada ujung yang lain. Daya tarik fisik sendiri merupakan suatuhal yang relatif` dan tidak objektif. Jelas sekali dara tarik fisik ini bersifat badaniah. Derajat daya terik fisik adalah aspek penampilan seseorang yang dianggap oleh orang sebagai menarik atau tidak menarik secara visual.
Daya tarik fisik terbukti sangat berpengaruh dalan pandangan seseorang. Terkadang daya tarik fisik ini dapat merubah persepsi seseorang sehingga memudahkan atau melancarkan orang tersebut dalan segala urusan seperi percintaan, pertemanan, melamar pekerjaan, bahkan terkadang kelancaran dalam persidangan.
Karakteristik eveluasi lain seperti fisik seperti penampilan , bobot atau berat badan, bentuk tubuh, perilaku, kebersihan, pemilihan makanan dan lainnya. Daya tarik fisik yang paling populer adalah dayatarik perempuan bagi laki-laki dan daya tarik laki-laki bagi perempuan.


Konformitas
Konformitas adalah suatu pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan norma yang ada. Norma tersebut tidak selamanya baik dan masuk akan. Yang dimaksud dengan norma disini  adalah yang sewajarnya ada dalam kondisi saat itu berdasarkan banyaknya orang yang melakukan hal yang sama atau yang banyak orang yakini. Konformitas biasanya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukannya. Bagaimana seharusnya bertingkah laku. Peran norma sosial injungtif dimana seorang di peruntukan  dengan tindakan yang harusnya dilakukan pada situasi tertentu dan sebagian besar orang melakukan hal tersebut.
Adapun faktor yang mempengaruhi konformitas seperti orang-orang yang disukai, kekompakan kelompok, tekanan sosial yang ada, serta norma sosial deskriptif.

Compliance (Kesepakatan)
Kesepakatan adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang meliputi permintaan langsung dari seseorang kepada orang lain. Kesepakatan bisa terjadi karena adanya rasa pertemanan, rasa suka, kemitmen, konsistensi, kelangkaan, timbal balik, respiratoris,validitas sosial,ataupun kesukaan.
Kesepakatan seringkali kita jumpai dalan kehidupan sehari-hari. Misalnya para pedang dipasar, periklanan, pelobi polotik, pencarian dana, politisi, negosiator ataupun penipu ulung. Adapun teknik-teknik dalam kesepakatan sebagai berikut:
  • Teknik Ingration
Suatu teknik dimana pemohon pertama mengusahakan agar tetap disukai, kemudian berusaha merunah tingkah laku dan sikap sesuai dengan yang dinginkan.
  • Teknik Foot-In-The-Door
Suatu teknik dimana pemohon memulai dengan permintaan yang kecil dan setelah permintaanya terpenuhi meningkat menjadi permintaan yang lebih besar yang memang sudah diinginkan sejak awal.
  • Teknik Low Ball
Suatu teknik dimana pemohon melakukan suatu penawaran atau persetujaan diubah menjadi lebih tidak menarik, sehingga orang lain terpaksa menyepakati karena merasa tidak enak.
  • Teknik Door-In-The-Face
Suatu teknik dimana pemohon memulai dengan permintaan yang besar dan kemudian ketika permintaan ditolak mundur kepermintaan yang kecil yang memang diinginkan sejak awal.
  • Teknik That’s-Not-All
Suatu teknik dimana pemohon menawarkan keuntungan tambahan kepada orang lain yang menjadi target.
  • Teknik Jual Mahal
Suatu teknik dimana pemohon memberitahi bahwa target adalah orang yang terpilih dan beruntung jika memilih untuk sepakat
  • Teknik Deadline
Suatu teknik dimana pemohon mengatakan kepada target batas waktu kesepakatan yang menguntungkan agar target lebih cepat memutuskan untuk sepakat.
  • Teknik Pique
Suatu teknik dimana pemohon memberi target stumulasi oleh permintaan yang tidak umumm sebagai akibat menolak permintaan tersebut.

Obedience (Kepatuhan)
Kepatuhan adalah suatu pengaruh sosial dimana seseorang hanya perlu memerintah satu orang atau lebih untuk melakukan sesuatu atau beberapa tindakan yang diharapkannya. Terkadang di dalam masyarakan sering dan perlu sekali adanya kepatuhan karena merupakan bentuk langsung dari pengaruh sosial. Kepatuhan sendiri lebih jarang terjadi dibanding konformitas dan kesepakatan. Biasanya kepatuhan diikuti dengan kata hukuman dan aturan dalam penerapannya.


Indoktrinasi Intensif
Pada masa ini indoktrinasi sedang sangat populer digunakan oleh beberapa kelompok ekstrem di masyarakat. Indoktrinasi Intensif adalah suatu proses yang dilalu individu untuk menjadi anggota suatukelompok  ekstrem dan menerima belief serta aturan-aturan dari kelompok tersebut tanpa banyak bertanya. Tindakan ini lebih berjalan secara psikologi atau verbal dibanding secara nyata atau fisik
Proses ini pun melalui beberapa tahap, diantaranya:
  • Tahap Melunakan / Softening-Up
Tahap dimana seseorang diisolasi, dibuat binggung, lelah, tidak memiliki orientasi, dan menjadi emosianal. Orang tersebut dibuat kehilangan arah dan tujuan hidup, dibuat merasa bersalah dan menyesal atas perbuata yang pernah Ia lakukan. Sehingga ia akan melakukan cara untuk menebus kesalahannya dan untuk lepas dari siksaan itu.
  • Tahap Kesepakatan
Tahap dimana seseorang mengiyakan belief dan aktif sebagai anggota. Dengan diiming-imingi penebusan dari rasa bersalah dan penderitaannya yang dialami pada tahap pertama.
  • Tahap Internalisasi
tahap dimana seseorang sungguh-sungguh meyakini kelompok tersebut.Orang tersebut akan benar-benar yakin dan bersedia melakuakn apapun untuk keyakinannya itu.
  • Tahap Konsolidasi
Tahap dimana anggota dari kelompok ekstrem tersebut melakukan tindakan besar untuk tujuan terselubung dari kelompok tersebut.

0 celoteh:

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo