Senin, 26 November 2012

Final SoftSkill Sistem Infomasi Psikologi Part 2


dengan segenap kekurangan saya memohon maaf jika tugas final ini di pecah menjadi 2 entri.. karena kesibukan yang tak terduga jadinya saya menyicil tugas-tugas saya.. hehehehe.. tapi saya tetap bersihkeras mengerjakan walau agak telat..


Jurnal 4

Social Networking in Undergraduate Education
Hohohohoho.. kita kembali lagi membahas tentang dunia maya. Jurnal ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari jurnal Using eTechnologies for Active Learning. Kalau dalam jurnal tersebut sih mengahasilkan kesimpulan mahasiswa dapat belajar aktif dengan memanfaatkan  teknologi modern Di Australiaaaa yaaaa. Sedangkan jurnal ini sepertinya membahas hal yag lebih sempit sedikit (mulai menspesifikan). Jaringan Sosial dalam Pendidikan Sarjana. Kalau jurnal terdahulu kita memebahas masalah bagaimana eteknologi dapat bermanfaat bagi belajar aktif, sekarang salah satu bagian dari Eteknologi yaitu jejaring sosial yang cakupannya pada Mahasiswa.

Jurnal ini di terbitkan atau di teliti oleh Nicole A. Buzzetto-More University Maryland Eastern Shore, Princess Anne dari USA. Dengan kata lain mungkin gayanya akan berbeda dengan jurnal sebelumnya, karena negara ini sangat berbeda (cepat mengambil kesimpulan... lebih tepatnya sok tau).
Latar belakang dari penelitian ini adalah dunia mahasisiwa yang dibesarkan dalam dunia technosentris. Yang dimana teknologi memainkan peran integral dalam kehidupan manusia dan di mana inovasi baru dengan cepat diserap dan berasimilasi. Unutk membangun komunitas belajar dengan keterlibatan mahasiswa yang meningkat pendidik semakin mengadopsi atau membutuhkan penggunaan jaringan sosial (atau bahasa gaol orang Indonesia Jejaring sosial) untuk melengkapi proses belajar mengajar. Jurnal ini secara garis besar mengeksplorasi manfaat dari sistem jaringan sosial sebagai alat pembelajaran dengan menghadirkan hasil studi yang menguji persepsi manusia serta pengelolaan mahasiswa yang menyelesaikan kursus di sebuah universitas Mid-Atlantic AS yang minoritas menggunakan Facebook untuk meningkatkan instruksi. Kata kunci dalam jurnal ini adalah Jaringan Sosial, Facebook, Social Learning, Web 2.0 Alat Pengajaran, Digital Lit-eracy, Web 2.0.
Perkembangan jaman yang terus meningkat menghasilkan banyak sekali perubahan. Bukan hanya sebentar namun permanen bagi umat manusia (saya gak tau gimana kalo kiamat nanti *looh*). Munculnya Web berbasis teknologi komunikasi selama dekade terakhir mengakibatkan pergeseran paradigma meteoric. Konsep sebelumnya dipegang ekspresi pribadi, privasi, dan hubungan interpersonal telah digantikan dengan konseptualisasi Web 2.0.
Mahasiswa atau Peserta didik saat ini telah memiliki dunia mereka yang didefinisikan dalam teknologi Web 2.0. sebagai penduduk dalam dunia maya ini, mahasiswa secara permenen dengan mudah diakses. Teknologi diberdayakan oleh, generasi saat ini siswa merindukan cara baru untuk mengekspresikan diri dan berbagi informasi.
Bagaimanapun dunia pendidikan harus mencari cara untuk menjembatani jurang antara teknologi dirasakan tutor dan tutee. Sejauh mana jurang ini benar-benar ada dan peran teknologi jejaring sosial sebagai bagian dari solusi yang mungkin dilakukan. Selanjutnyapun sejauh mana mahasiswa mengharapkan untuk melihat teknologi jejaring sosial diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran masih belum jelas. Dalam penemitian ini menyajikan persepsi mahasiswa manajemen yang menyelesaikan kursus di AS Mid-Atlantic minoritas-melayani uni-hayati selama musim semi 2010 dan sepanjang tahun 20 11 akademik yang digunakan Facebook sebagai alat instruksional. Dalam sebuah servei menunjukan kalau Facebook (sebuah jejaring sosial yang di ciptakan oleh maxzangkebert... maaf kalo salah nulis nama) alat yang berharga yang membantu memperkuat hubungan interpersonal, membangun komunitas belajar, dan melibatkan siswa. Ketika mahasisiwa di minta membandinbgbkan Facebook dengan salah satu sistem belajar yang di unggulkan dan hasilnya tetap facebook lebih unggul dalam membangun fasilitas diskusi kelas (ini menunjukan kejeniusan pencipta facebook itu).
Yah.. kalo boleh saya tambahkan,, jika di hubungkan dengan salah satu teori psikologis yaitu humanistik. Mungkin facebook itu merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia yaitu “dihargai” atau “diakui”. Ini ada dalam hirariki kebutuhan Maslow. Bagaimanapun sebagai anggota facebook kita tetap aktif memperhatikan dan di perhatikan orang lain. Secara tidak langsung terkadang kita mencari pertahian dalam jejring sosil ini kan... sepeti menulis status, curhat, chat. Dengan profil ataupun foto profil kita pun dapat menjadi media untuk mancari perhatian pada masyarakat luas. Fasilitas yang banyak di facebook memang sangat membantu dalam urusan (atau bahkan kebutuhan) berkomunikasi (lagi-lagi dalam hirarki kebutuhannya Maslow ada ini).
Saking populernya jejaring sosial mengadakan TOP 10 dengan pangsa pasar untuk Maret tahun 2012 yang dilaporkan oleh Experian. Menurut data. Han hasilnya adalah Facebook memegang pangsa pasar 63,28%, diikuti oleh YouTube (20%), dan Twitter dan Yahoo! Answers masing sekitar 1% (Experian Hitwise, 2012).
Bagaimana seseorang mendefinisikan berbasis jejaring sosial web? Dalam bentuk yang paling sederhana, layanan jaringan sosial adalah aplikasi komputer yang mendukung pengaturan kompleks yang terhubung (orang) dengan alat untuk menyimpan dan menyajikan informasi serta berkomunikasi, menghubungkan, dan berinteraksi dengan orang lain.
YouTube merupakan terbesar kedua mesin pencari di Web, 3,5 miliar potongan konten bersama setiap minggu di Facebook, Twitter mendukung lebih dari 65 juta tweets per hari, 96% di AS 18-35 tahun berada di jaringan sosial. Selanjutnya, lebih dari 67% dari populasi online global secara teratur mengunjungi sebuah situs jaringan sosial, dan situs jejaring sosial saat ini secara kolektif. Dari sebelas orang, satu orang dalam  di setiap menit menghabiskan waktunya untuk online.
Perkembangan digital, teknologi sosial dan mobile telah menciptakan budaya di mana pemuda lebih berpartisipasi dalam menciptakan dan berbagi konten, sangat mengubah cara siswa berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar. Dalam banyak kasus siswa menghabiskan sebanyak (atau lebih) waktu online dalam lingkungan pembelajaran informal seperti berinteraksi dengan teman sebaya dan menerima umpan balik  daripada yang mereka lakukan dengan para guru di kelas tradisional. Ya misalnya saja sekarang kebanyak orang lebih suka BBMan saat bersama dengan teman-temannya, selain membuat teman-temannya merasa tidak di hargai, hubungan komunikasi menjadi buruk.
Menurut temuan mereka siswa lebih suka menggunakan moderat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam program mereka, melihat penggunaan sistem manajemen saja, e-buku, dan perpustakaan online positif. Sehubungan dengan penggunaan teknologi baru seperti blog, wiki, dan dunia virtual 3D. Jones dan Shao juga menemukan bahwa siswa merespon positif penggabungan teknologi baru ke dalam proses pengajaran dan pembelajaran asalkan penggunaan teknologi baik tersusun, terarah, dan benar terintegrasi ke dalam proses pembelajaran.
Jurnal ini juga mempertimbangbkan mengenai penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Selwyn. Dimana penelitian tersebut melakukan survei terhadap 1222 mahasiswa sarjana dan menemukan bahwa penggunaan akademis siswa dari World Wide Web yang berdampak lebih oleh perbedaan gender dan disiplin daripada oleh perbedaan dalam akses teknologi atau keahlian. Secara khusus, penelitian ini menemukan bahwa siswa dari ilmu kesehatan ilmu sosial, hukum, dan bisnis melaporkan tingkat yang lebih tinggi dari penggunaan Web pendidikan daripada siswa dalam seni kreatif, arsitektur atau perencanaan, dan humaniora. Sehubungan dengan gender, mahasiswa perempuan yang ditemukan secara signifikan lebih mungkin untuk mencari informasi akademik secara online daripada rekan-rekan pria mereka. Dalam tindak lanjut studi, Selwyn menemukan bahwa penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook telah menjadi alat penting untuk pembangunan sosial dan budaya, dalam keterlibatan khususnya di perguruan tinggi, namun, mereka tidak selalu ditemukan akan digunakan untuk secara resmi meningkatkan studi sarjana.
Menyadari dampak dari fenomena media sosial, gerakan Melek baru telah muncul yang mendorong pendidik untuk mempertimbangkan tidak hanya tradisional berbasis cetak kemahiran, tetapi juga kemahiran digital dibentuk oleh praktek-praktek sosial sepeti teknologi baru seperti blog, wiki, massively multiplayer game online, social networking teknologi dan teknologi video dan musikdiseminasi cepat menyebar, melalui Internet, masing-masing dengan tambahan, bentuk keaksaraan baru dan fungsi yang dibentuk kembali oleh sosial praktek.
Yang melatar belakangi alasan saya menambil jurnal ini karena jurnal ini menggunakan teori psikologi sebagai salah satu landasan jurnal.  Teori yang digunakan adalah Teori modal sosial mengatakan bahwa jaringan sosial sangat berharga karena kemampuan mereka untuk membangun komunikasi masyarakat dimana individu saling mendukung dalam mengejar tujuan bersama. Para ilmuwan sosial telah menyimpulkan bahwa bergabung dan menjadi terlibat dalam kelompok memiliki dampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan dan prestasi pendidikan naik ketika peserta didik memiliki kehidupan asosiasional mendukung. Keanggotaan dalam jaringan sosial yang positif dapat membantu mengajar kepercayaan peserta didik, toleransi, penerimaan, dan kolaborasi dan sebaliknya bisa terjadi dengan yang negatif jaringan sosial.
Teori psikologi yabng digunakan adalah  teori pembelajaran sosial, pembelajaran terjadi dalam konteks sosial dan dipengaruhi oleh interaksi simbolik. John Seeley Brown lebih lanjut menjelaskan bahwa belajar-ing masyarakat adalah kelompok orang-orang yang berbagi minat dalam proses pembelajaran, belajar baik dengan serta satu sama lain, dan mengembangkan suasana yang mendukung untuk mendorong keberhasilan di antara anggotanya.
Dibesarkan "selalu aktif " dalam dunia media interaktif, internet, dan media sosial teknologi, mahasiswa saat ini memiliki harapan yang berbeda dan gaya belajar dari generasi sebelumnya. Penggunaan mana-mana teknologi sosial dan mobile memberikan remaja kesempatan untuk menggunakan alat-alat seperti Facebook untuk membuat diri mengorganisir komunitas belajar atau Jaringan Belajar Pribadi. Memahami dan menggabungkan peluang belajar digital ke dalam kursus Anda akan meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan pembelajaran, sementara lebih baik memenuhi kebutuhan siswa saat ini dan gaya digital mereka belajar.
Beberapa penelitian telah difokuskan pada dampak jejaring sosial pada keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Shih meneliti penggunaan layanan jaringan sosial dalam lingkungan belajar hybrid. Menurut temuan, mengintegrasikan Facebook dan penilaian sejawat dapat meningkatkan konstruksi pengetahuan, meningkatkan minat mahasiswa dan keterlibatan, dan membina kolaboratif belajar. Selain itu, Webb menemukan bahwa menggunakan berbagai media sosial sebagai bagian dari pengajaran dan proses belajar dengan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas mengakibatkan keseluruhan di lipatan dalam keterlibatan mahasiswa.
Jejaring sosial yang paling diseorot pada jurnal ini adalah Facebook. Facebook sendiri merupakan layanan jejaring sosial yang didirikan pada tahun 2004, yang dimiliki secara pribadi oleh Facebook, Inc Facebook pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, pertukaran mes-orang bijak, atau bergabung dalam kelompok kepentingan pengguna umum. Facebook saat ini memiliki saham dominan pasar jaringan sehingga sosial dan bukan hanya nomor satu peringkat layanan jejaring sosial, tetapi salah satu Website yang paling populer di internet. Pada Januari 2012, Facebook memiliki lebih dari 845 juta pengguna aktif dan menyumbang satu dari setiap lima tampilan halaman di internet di seluruh dunia. Lebih dari 50% dari populasi Amerika Utara menggunakan Facebook, ada 425 juta pengguna ponsel, 57% dari pengguna adalah perempuan, pengguna berbagi lebih dari 100 miliar sambungan secara kolektif. Dalam pendidikan Facebook sedang digunakan untuk menghubungkan siswa ke konten seperti halaman yang diciptakan oleh pemenang hadiah Pulitzer wartawan, politikus, museum, dan ribuan lainnya, untuk kolaborasi wacana, interaksi, dan untuk berbagi link ke artikel, video, dan sumber informasi lainnya.
Facebook dapat memberikan mahasiswa dengan kesempatan untuk mempresentasikan ide mereka secara efektif, memimpin diskusi online, dan berkolaborasi. Selain itu, Facebook dapat membantu sebagai pendidikan, untuk memasuki gaya belajar siswa digital. Sebagai contoh, dapat memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa kerjasama dan memberikan cara-cara inovatif bagi untuk melibatkan siswa dalam materi pelajaran.
Sebelum melakngkah lebih dalam maki kita perhatikan, berdasarkan teori yang didapat maka di bentuk lah hipotesis atau dugaan sementara hasil penelitian yaitu, Situs jejaring sosial seperti Facebook membantu membangun hubungan dalam masyarakat belaja,  Situs jejaring sosial seperti Facebook membantu untuk membangun komunitas belajar,dan hipotesis terakhir, Situs jejaring sosial seperti Facebook melibatkan mahasiswa
Untuk melakukan penelitian ini para pemeliti menyediakan penggunaan Facebook telah dimasukkan ke dalam mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa manajemen di sebuah universitas Mid Atlantic AS minoritas selama musim semi tahun 2010 serta seluruh tahun 2011 akademik. Kursus terlibat termasuk Bisnis Ethics, Sistem Informasi Manajemen, dan Komunikasi Bisnis. Dua dari Business Etika kursus dan Sistem Informasi Manajemen yang ditawarkan sepenuhnya online. Kursus ketiga, Komunikasi Bisnis, ditawarkan dalam format hibrida di mana beberapa kali pertemuan adalah untuk mendukung pembelajaran online. Sistem Manajemen Pembelajaran Blackboard digunakan dalam semua program untuk distribusi file PowerPoint, menangkap kuliah, dan handout, tunduk dan lulusan-ing tugas, berbagi kelas book akses, instruktur ditunjuk memimpin diskusi, kuis, menyediakan link ke sumber daya online seperti Questgarden mana WebQuests saja ditempatkan, pengumuman kursus mingguan, dan hosting kerja kelompok kolaboratif dan sesi pertemuan.
Selain penggunaan Sistem Belajar Blackboard Manajemen, untuk setiap kursus kelompok Facebook ini diciptakan dan mahasiswa di seluruh bagian dari program yang sama diundang untuk bergabung dengan kelompok mereka saja. Facebook digunakan dalam semua program untuk distribusi instruktur dan siswa diposting pengumuman, fakultas yang dipimpin dan mahasiswa yang dipimpin diskusi, tanya jawab peluang kepada mahasiswa serta berbagi sumber daya seperti situs web, YouTube video, berita articles, dan gambar, pemungutan suara, dan komentar tepat waktu pada peristiwa mahasiswa. Facebook Partisipasi dibuat wajib dan poin ditugaskan untuk partisipasi.
Mahasiswa tidak diberi pedoman untuk partisipasi Facebook.mahasiswa tersebut dituntut untuk partisipasi secara berkelanjutan, bermakna, dan bijaksana, dan komentar pada posting yang dibuat oleh orang lain itu harus disertakan. Sampai batas tertentu, ada duplikasi kegiatan antara Blackboard dan Facebook sistem-sistem, namun sifat dari dua sistem yang berbeda menentukan lintasan kegiatan ini. Misalnya, sebagai sistem manajemen pembelajaran, Blackboard adalah instruktur dirancang dan dikelola sistem mewakili lingkungan yang cukup dikendalikan yang meminjamkan formalitas tertentu untuk semua perilaku yang terjadi di dalam sistem. Selain itu, sebagai sistem maanjemen pembelajaran Blackboard memiliki fitur yang lebih atau kemampuan yang tersedia untuk mendukung e-learning. Facebook di sisi lain, sebagai sistem jaringan sosial, sangat tidak dikontrol. Mungkin jika administrator grup membantah anggota kelompok kemampuan untuk memposting pesan di dinding group. Selanjutnya, sifat sistem jejaring sosial mendorong kedekatan tertentu.    
Struktur kelompok Facebook berubah selama penelitian ini. Kelompok awal struktur mendatang termasuk Tembok yang berfungsi sebagai homepage untuk kelompok serta Informasi, Diskusi, Foto, Video, dan tab acara. Instruktur diposting informasi di Wall serta digunakan tab Info untuk informasi tambahan saja, tab Diskusi untuk ulir diskusi, tab Photo dan Video untuk pengarsipan file foto dan video, dan acara tab untuk kursus dan kegiatan sekolah serta sebagai pengingat lainnya. Siswa didorong untuk mengomentari posting instruktur, memberikan kontribusi tulisan mereka sendiri di dinding grup, berbagi file video atau artikel dengan posting mereka di dinding, memberikan kontribusi pada diskusi di Tab Diskusi, atau membuat topik diskusi baru. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menulis apa pun yang mereka rasakan adalah relevan dengan kursus.
Dengan struktur aslinya, instruktur menjabat sebagai administrator grup. Semua kelompok yang diatur untuk membuka, non administrator memiliki izin untuk menulis di dinding, pemberitahuan dinyalakan, link yang diaktifkan, dan semua fitur lain yang tersedia. Pada awal 2011, Facebook mengubah struktur Grup Facebook. Struktur baru menghilangkan semua tab dan hasilnya, semua partisipasi terjadi di dinding grup.
Sebuah kuesioner online yang dikembangkan dan didistribusikan dengan menggunakan alat Web based survei, Zoomerang. Itu dibagikan kepada siswa melalui undangan email yang dikirim langsung dari Zoomerang sistem menyusul penutupan masing-masing tiga istilah akademis termasuk dalam penelitian. Partisipasi dalam survei bersifat sukarela dan semua tanggapan yang anonim. Survei ini terdiri dari kombinasi pilihan Likert skala, beberapa dikotomis, dan pertanyaan skala peringkat. Data dikumpulkan dan dicatat dalam Zoomerang dan kemudian dianalisis berdasarkan deskriptif statistics dan distribusi frekuensi. Selain itu, serangkaian tabulasi silang dijalankan untuk menguji dampak gender dan jumlah waktu yang dihabiskan online terhadap opini mahasiswa.
Selain dengan mengisis kuesioner, analisis isi konseptual dan relasional juga dilakukan. Keaslian posting dari pada komentar pada posting yang dibuat oleh orang lain diperiksa dan disahkan baik oleh kehadiran semantik dan tema. Seperti hampir semua studi analisis isi, research adalah kualitatif dari pada kuantitatif, inferensial, dan tunduk pada tingkat tinggi instability. Akibatnya, data yang dihasilkan dari analisis konten harus dipandang sebagai perkiraan.
Penelitian ini menghasilkan Sebuah analisis isi yang non ilmiah dilakukan dan ditemukan bahwa pada awal setiap periode, terlepas dari kursus, mahasiswa mulai dengan mengomentari posting yang dibuat oleh instruktur. Sebagai semester bergerak maju mahasiswa semakin disukai untuk mengirim komentar asli, sehingga selama jangka setiap posting yang dibuat oleh mahasiswa ditemukan di dinding grup. Selain itu, mahasiswa ditemukan secara signifikan lebih mungkin untuk mengomentari posting yang dibuat oleh sesama mahasiswa mereka daripada mereka yang diposting oleh instruktur (sebenernya saya mengerti alasannya, karena kalo sering-sering komentar di postingan instruktur takut nilai di kurangin,, heheh *asumsi sendiri*).
Sekitar 10-12% dari semua tulisan yang ditemukan di dinding kelompok adalah pertanyaan yang berkaitan dengan ujian saja, tugas, atau proyek kelompok. 22% tambahan tulisan yang ditemukan di dinding yang pertanyaan yang menarik topikal yang ditimbulkan oleh siswa untuk kelompok yang lebih besar untuk komentar.
Beberapa siswa setiap istilah terus berkontribusi terhadap kelompok Facebook setelah akhir program sehingga dapat menemukan diri mereka berinteraksi dengan mahasiswa selama istilah berikutnya. Selain itu, beberapa kali sebuah ajakan yang tidak beralasan dibuat oleh orang yang bukan mahasiswa.
Emmm... sebenernya hasilnya masih panjang banget.. dari yang hasil si Zoomerang sama blackbroad, namuan karena katerbatasan waktu dan biaya mari kita bahas kesimpulannya saja. Seperti, secara garis besar hasil penelitian ini menunjukan layanan jejaring sosial telah ditunjukkan untuk mendorong pembelajaran sosial sementara melibatkan siswa secara kompleks dalam upaya komunikatif dan kreatif termasuk praktik keaksaraan baru. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal ini meneliti persepsi mahasiswa yang menyelesaikan kursus yang menggunakan Facebook sebagai alat pembelajaran dan menemukan bahwa peserta dianggap Facebook alat yang membantu memperkuat hubungan interpersonal, membangun komunitas belajar, dan melibatkan siswa. Penggunaan layanan jaringan sosial dalam pendidikan telah terbukti bermanfaat bagi pendidikan sejumlah cara dengan mendukung pembelajaran sosial, praktek pengajaran konstruktivis, instruksi otentik, mahasiswa terpusat belajar, dan akses permintaan untuk belajar. Dan seluruh hipotesis dapat peruji.


Jurnal 5 and Finallll
Costs and Benefits of Facebook for Undergraduate Students
Jurnal yang terakhir, sangat berhubungan dengan tiga jurnal sebelumnya. Biaya dan Manfaat Facebook bagi Mahasiswa Program Sarjana. Yah, tidak semua mahasiswa berasal dari kalangan atas. Terkadang mahasiswa harus mengupayakan segala cara agar mendapathasil yang maksimal. Misalnya menggunakan fasilitas yang termudah dan termurah. Dalam jurnal ini melihat sosok facebook sebagai malaikat bagi para mahasiswa dalam mengefisienkan biaya.
Dalam jurnal-jurnal sebelumnya menghasilkan  jaringan atau jejaring sosial Facebook bergunakan bagi mahasiswa di kampus, tetapi apakah itu berharga bagi mereka? Facebook adalah sumber informasi yang luas bagi siswa, menawarkan korespondensi antara mahasiswa, menyediakan file dan pertukaran informasi, dan memungkinkan kenalan baru di kampus. Di sisi lain, Facebook mencakup berbagai gangguan, seperti mengupload foto, melihat profil, video, dan foto dari teman-teman, chatting dengan teman, dan bermain, yang menyebabkan penundaan dan melukai proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Facebook pada proses belajar siswa di fakultas menuntut sarjana, seperti teknik. Secara khusus  penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya dan manfaat yang terkait dengan siswa penggunaan Facebook dan menyelidiki dampak dari perguruan tinggi.
                Kuesioner diisi oleh mahasiswa sarjana, dan halaman Facebook dari lembaga akademis diperiksa. Facebook ditemukan menjadi sangat penting di kalangan mahasiswa tahun pertama, manfaat penyerapan sosial mereka di kampus dan sumber-sumber belajar mereka, tetapi manfaat ini berkurang bagi siswa tahun senior. Namun, ditemukan bahwa kegiatan sosial di Facebook mengkonsumsi sejumlah besar waktu siswa, selama surfing dan bahkan setelah, sehingga berdampak negatif proses belajar mereka. Selain itu, sebagian besar halaman Facebook diperiksa yang dibuka atas prakarsa lembaga akademik kebanyakan tidak aktif, memberikan tidak ada manfaat bagi siswa dan tidak ada insentif untuk menggunakannya. Kata kunci dalam penelitian ini adalah  Facebook, jaringan sosial, belajar, biaya, manfaat.
Dalam pendahuluannya jurna ini menyatakan lembaga pendidikan dan mahasiswa menggunakan internet dalam jaringan sosial umum dan online dalam khusus mereka sebagai alat untuk menyampaikan informasi. Salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh banyak siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka adalah Facebook. Dalam beberapa tahun terakhir, Facebook telah diadopsi secara ekstensif untuk tujuan pendidikan.
Latar belakang Facebook, merupakan jaringan sosial online awalnya dimulai oleh sekelompok mahasiswa di Harvard University dan kemudian diperluas di seluruh dunia, menjadi sosial terbesar jaringan di seluruh dunia (coba noton pilmnya... ada koc kisah lengkapnya). Saat ini, Ia memiliki lebih dari 845 juta pengguna aktif  pengguna yang mengakses website dalam 30 hari dan untuk siapa menggunakan Facebook telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.
Facebook memungkinkan orang untuk membuat profil yang terdiri dari informasi pribadi mereka. Pengguna Facebook terhubung ke pengguna lain, yang disebut "teman". Setiap pengguna memiliki sebuah "dinding" yang menunjukkan pengguna memasukan tanggal, komentar, foto, upload, dan banyak lagi. Pengguna dapat bertukar informasi dengan menggunakan "dinding" dengan mengirimkan pesan atau dengan menggunakan chat instan. Selain itu, pengguna dapat membuat online net-karya teman-teman dan bergabung dengan kelompok individu berbagi kepentingan bersama, kesamaan, atau tema tertentu (sepertinya tidak perlu di jelaskan pastinya sudah banyak yang lebih mengerti mengenai seluk beluk facabook). Dengan semua fitur ini, Facebook memungkinkan lembaga pendidikan dan mahasiswa untuk menciptakan sebuah platform pusat untuk berbagi media, mengkomunikasikan seputar isu-isu sosial dan akademik, dan menggambar kesadaran masyarakat tentang pelajaran.
Facebook dapat berguna bagi siswa dalam kehidupan sosial mereka serta untuk tujuan akademik, karena memungkinkan untuk kegiatan seperti mendapatkan bantuan atau berbagi catatan. Yah, sisi negatifnya dalam menggunakan Facebook diantaranya seperti buang-buang waktu, penundaan dan perubahan prioritas, buang-buang uang (karena biaya tambahan untuk berselancar), dan bahkan kecanduan. Tapi bagi saya sendiri tidak sebanding dengan manfaat yang di dapat dari facebook. Secara fisik mungkin ada beberapa kerugian tergantung dari kontrol diri dan cara menbggunakan facebook itu sendiri. Mungkin pendapat saya kurang objektif karena saya sendiri pengguna facebook yang aktif menulis status dan narsisme peng-upload poto.
Dalam penelitian ini menguji biaya yang dirasakan dan manfaat dari menggunakan Facebook oleh pasca sarjana atau mahasiswa di fakultas, seperti mahasiswa teknik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengungkapkan berbagai biaya dan manfaat yang siswa miliki dalam menggunakan Facebook. jurnal ini memuat tentang latar belakang studi sebelumnya di bidang ini, penyajian penelitian pertanyaan-pertanyaan, penjelasan metodologi yang digunakan untuk memeriksa pertanyaan-pertanyaan ini, pameran hasil, diskusi tentang pentingnya hasil, dan akhirnya kesimpulan dari penelitian.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya mengenai facebook difokuskan pada tema-tema seperti efek emosional, seperti kecemburuan dan harga diri, penyesuaian sosial, kecanduan, hubungan antara mahasiswa dan fakultas, adopsi teknologi media sosial dan penggunaan sehari-hari dari Facebook, dan kegiatan utama dari siswa di Facebook. Penerapan Facebook di kalangan siswa tumbuh sepanjang tahun. Hewitt dan Forte menemukan bahwa 79% dari siswa terhubung ke Facebook. Pada tahun 2007 penggunaan meningkat menjadi 94%, sesuai dengan hasil penelitian ini, 96% dari siswa yang menjawab kuesioner tersebut terhubung ke Facebook. Dari statistik ini, jelas bahwa dampak Facebook pada siswa telah meningkat, dan oleh karena itu menarik untuk menilai biaya dan manfaat yang terkait dengan penggunaan siswa Facebook.
Para pengguna waktu berinvestasi di Facebook terus meningkat. 94% dari mahasiswa diinterogasi dalam penelitian mereka memiliki akun Facebook dan digunakan pada waktu 10-30 menit sehari. Dalam survei mahasiswa yang mengaku menggunakan Facebook selama 30 menit sepanjang hari. Baru-baru ini di temukan bahwa mahasiswa menggunakan Facebook 60-120 menit sehari. Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi waktu yang dihabiskan pengguna di Facebook dan menemukan bahwa ketika orang-orang menjadi lebih kecanduan Facebook mereka cenderung untuk tetap online lagi, terutama dalam rangka untuk berkomunikasi dengan pengguna lain. Sebuah studi baru telah menemukan bahwa pertumbuhan yang cepat dari jaringan sosial mempengaruhi semua tingkat populasi, tetapi dampak pada siswa adalah yang paling dramatis.  Berbagai studi tentang klaim penggunaan Facebook yang anak-anak dan mahasiswa sarjana menggunakan sebagian besar untuk tetap berhubungan dengan orang yang sudah dikenal dalam konteks kantor, bukan untuk menjalin koneksi baru. Meskipun mahasiswa menggunakan Facebook untuk tetap berhubungan dengan teman-teman yang ada, mereka spesifiknya bergabung dengan situs universitas Facebook untuk meningkatkan integrasi sosial mereka. Facebook dalam konteks penyesuaian sosial antara mahasiswa dan menemukan bahwa siswa di tahun pertama mereka di kampus memiliki hubungan emosional yang tinggi untuk Facebook. Mahasiswa yang menghabiskan lebih banyak waktu di Facebook dan juga dilaporkan memiliki teman lebih sedikit, dibandingkan dengan mahasiswa di tahun kedua atau lebih tinggi. Para penulis menyimpulkan bahwa sejumlah besar teman Facebook berpotensi menghambat adaptasi akademik, dan menghabiskan banyak waktu di Facebook yang berhubungan dengan harga diri yang rendah pada tahun pertama, tetapi perubahan bagi siswa senior. Gonzales dan Hancock  memperkuat klaim bahwa Facebook dapat memiliki pengaruh negatif atau positif terhadap harga diri, sesuai dengan bagaimana orang menyajikan dirinya dalam jaringan sosial digital. Ini diri presentasi selektif mempengaruhi pembentukan hubungan dan harga diri. Penelitian lainya difokuskan pada pengaruh rasa malu individu sementara menggunakan Facebook dan menemukan bahwa Facebook memberikan banyak kesempatan untuk interaksi sosial bagi orang-orang yang memiliki kesulitan bersosialisasi di dunia nyata.
Intinya pertanyaan dari jurna ini adalah Apa yang siswa anggap sebagai biaya dan manfaat menggunakan Facebook dan apa sumber yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan mereka di Facebook? Apakah ada perbedaan dalam penggunaan Facebook antara siswa yang berada dalam berbagai tahap proses pembelajaran? Apakah lembaga pendidikan tinggi mendorong siswa untuk menggunakan Facebook? Apakah penggunaan Facebook mempengaruhi nilai rata-rata siswa? Analisis ini dapat membantu untuk memahami jika Facebook cocok dengan kehidupan intens siswa tanpa merugikan mereka proses belajar dan jika penggunaan Facebook dapat meningkatkan prestasi akademis siswa.
Metode yang di gunaka dalam jurnal ini  berfokus pada siswa terdaftar dalam studi yang sangat menuntut dan sulit, yang tidak memiliki waktu luang, oleh karena itu keputusan itu untuk memeriksa mahasiswa sarjana di bidang teknik elektro faktor-ulties.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga langkah yang pertama, menyebarkan sebuah kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner secara online, diproduksi menggunakan Google Docs dan didistribusikan di antara 103 mahasiswa teknik listrik di 4 lembaga pendidikan, agar dapat menerima persepsi mereka tentang penggunaan mereka dari Facebook dan efek itu pada mereka penelitian. Kuesioner didistribusikan melalui halaman Facebook dan kelompok departemen teknik listrik. Selain itu, dalam rangka mencapai siswa yang tidak memiliki akun Facebook, kuesioner tersebut didistribusikan melalui forum akademik internal, yang digunakan oleh departemen berbagai teknik dan melalui email juga.
Langkah kedua, Pemeriksaan halaman Facebook akademik. Halaman-halaman Facebook dari tujuh departments teknik di lembaga akademis yang berbeda ditinjau untuk memahami dampak dari lembaga-lembaga pendidikan pada penggunaan Facebook. Tujuannya adalah untuk menemukan jika lembaga akademis memanfaatkan salah satu alat yang paling umum digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk membangun dan mempertahankan kontak dengan para siswa dan memberikan aksesibilitas bagi akademis bahan. Pemeriksaan, yang terdiri penyelidikan setiap halaman itu sendiri dan posting terkait selama enam bulan.
Hasil yang di dapat, kuesioner diisi oleh 103 mahasiswa dari tujuh departemen teknik yang berbeda dalam empat institusi akademik. Hampir semua peserta (96%) memiliki akun Facebook, 88% membuka rekening mereka sebelum studi, dan 8% selama waktu renggang. Sebagian besar siswa melaporkan studi yang sangat sulit dan menuntut. Dalam rangka deklarasi ini, mereka ditanya tentang kegiatan sosial dan rekreasi. Secara spesifik mereka ditanya tentang jumlah kali dalam seminggu mereka mendedikasikan untuk bersantai, seperti pergi ke bioskop atau mengunjungi teman. Asumsi kami di sini adalah bahwa penelitian tidak meninggalkan cukup waktu untuk kegiatan ini.
Para siswa yang memiliki akun Facebook ditanya tentang kebiasaan mereka dalam menggunakan Facebook. Mereka diminta untuk memperkirakan rata-rata jumlah jam mereka mengaktifkan Facebook per hari dan tanggapan mahasiswa menunjukkan distribusi dari semua studi peserta serta perbedaan antara mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa senior.
Siswa memiliki ponsel, ditanya apakah mereka menelusuri jaringan sosial dengan perang kat ini, 67% menjawab mereka lakukan. Selanjutnya, mereka ditanya tentang penggunaan Facebook untuk tujuan akademik. Rata-rata jumlah "jam Facebook" digunakan untuk kegiatan pembelajaran menunjukkan perbedaan besar antara tahun pertama dan siswa senior. Para mahasiswa diminta jika mereka menggunakan Facebook agar dapat menerima bantuan dengan bahan belajar dari teman mereka atau untuk mendapatkan bantuan sebelum ujian. Mereka juga ditanya apakah informasi pendidikan dan bahan yang tersedia di Facebook yang berkualitas baik dan relevant untuk studi mereka. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar siswa yang memiliki akun Facebook tidak surfing sama sekali untuk tujuan akademik. Hanya 24% dari siswa berpikir bahwa informasi akademik yang dipublikasikan di Facebook adalah berkualitas tinggi, dan hanya 18% berpikir informasi ini sangat relevan. Selain itu, ditemukan bahwa hanya 25% dari siswa percaya bahwa Facebook membantu mereka secara signifikan dalam studi mereka.
Selain itu, mereka ditanya tentang dampak sosial dari Facebook dalam kehidupan akademis mereka menunjukkan distribusi dari persepsi siswa tentang perluasan lingkaran sosial mereka di universitas karena Facebook, dibagi kepada mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa senior. Sangat besar perbedaan yang dapat dilihat antara kedua populasi, di mana para siswa baru merasa lingkaran sosial mereka di kampus telah diperluas sebagai hasil dari menggunakan Facebook.
Berdasarkan hasil penelitian di atas menyatakan, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara siswa melalui Facebook dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap proses pembelajaran mahasiswa teknik jika itu digunakan secara lebih intensif untuk tujuan akademik. Tapi sekarang, manfaat ini bukan merupakan bagian penting dari keberhasilan akademik mahasiswa, juga bukan merupakan sebuah platform untuk sukses karir maupun untuk tabungan les privat, tetapi memiliki potensi untuk menjadi itu.
Setelah itu penelitianb berlanjut mengenai biaya, dan di sangkutkan dengan penggunaan handphone dengan fasilitas facebook. Hasilnya Biaya Internet untuk menggunakan Facebook adalah baik untuk penggunaan pendidikan dan sosial, tetapi kita bisa melihat penggunaan sosial mempengaruhi satu pendidikan. Oleh karena itu, menarik untuk menemukan biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur. Biaya keuangan termasuk pembayaran untuk berselancar Facebook melalui komputer dan juga dari ponsel. Berdasarkan hasil penelitian ini, 52% dari siswa sudah memiliki perangkat mobile yang mendukung Facebook, tetapi hanya 33% menggunakannya. Hanya 4% dari siswa yang menggunakan Facebook di ponsel mereka memperkirakan mereka menghabiskan waktu yang signifikan di atasnya. Selain itu, hanya 7% dari siswa membayar untuk internet sesuai dengan waktu penggunaan, dan tidak satupun dari mereka percaya bahwa Facebook mempengaruhi internet mereka biaya. Hal ini dapat ditambahkan bahwa hanya 8% dari siswa yang membeli ponsel yang mendukung Facebook melihat sosial bersih pekerjaan sebagai alasan atau motivasi untuk pembelian. Perpanjangan penggunaan jaringan sosial dapat menyebabkan alasan ini tumbuh selama bertahun-tahun, karena dapat dilihat oleh% 57 jawaban positif bahwa ini akan menjadi alasan untuk membeli ponsel baru. Terlepas dari itu, ketika membeli telepon, pelanggan terkait dengan kontrak dengan perusahaan ponsel selama tiga tahun, sehingga sebagian besar siswa tidak memiliki pilihan untuk membeli ponsel baru dengan kemampuan ini. Oleh karena itu, untuk saat ini, Facebook tidak bisa dikaitkan dengan biaya pembelian ponsel, tapi ini bisa berubah. Dari poin yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Facebook tidak meningkatkan biaya internet oleh banyak.
Biaya Internet untuk menggunakan Facebook adalah baik untuk penggunaan pendidikan dan sosial, tetapi kita bisa melihat penggunaan sosial mempengaruhi satu pendidikan. Oleh karena itu, menarik untuk menemukan biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur. Biaya keuangan termasuk pembayaran untuk berselancar Facebook melalui komputer dan juga dari ponsel. Berdasarkan hasil penelitian ini, 52% dari siswa sudah memiliki perangkat mobile yang mendukung Facebook, tetapi hanya 33% menggunakannya. Hanya 4% dari siswa yang menggunakan Facebook di ponsel mereka memperkirakan mereka menghabiskan waktu yang signifikan di atasnya. Selain itu, hanya 7% dari siswa membayar untuk internet sesuai dengan waktu penggunaan, dan tidak satupun dari mereka percaya bahwa Facebook mempengaruhi internet mereka biaya. Hal ini dapat ditambahkan bahwa hanya 8% dari siswa yang membeli ponsel yang mendukung Facebook melihat sosial bersih-pekerjaan sebagai alasan atau motivasi untuk pembelian. Perpanjangan penggunaan jaringan sosial dapat menyebabkan alasan ini tumbuh selama bertahun-tahun, karena dapat dilihat oleh% 57 jawaban positif bahwa ini akan menjadi alasan untuk membeli ponsel baru. Terlepas dari itu, ketika membeli telepon, pelanggan terkait dengan kontrak dengan perusahaan ponsel selama tiga tahun, sehingga sebagian besar siswa tidak memiliki pilihan untuk membeli ponsel baru dengan kemampuan ini. Oleh karena itu, untuk saat ini, Facebook tidak bisa dikaitkan dengan biaya pembelian ponsel, tapi ini bisa berubah. Dari poin yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa Facebook tidak meningkatkan biaya internet oleh banyak.
Sekian tugas kali ini... terima kasih terlah berpartisis pasi memebaca jurnal-jurnal yang panjang ini.

2 celoteh:

the mahasiswa mengatakan...

saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia
Mantap ini artikelnya, terimakasih ya infonya :)

Yasika mengatakan...

@the mahasiswa
sama-sama.... hehe

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo