Minggu, 01 April 2018

Dendam salah alamat

Aku mau kasih judul "Dendam alamat palsu" sebenernya, tapi takut dimarahin sama Ayu tingting.
Aku memang mau ngebahas masalah sosial masyarakat yang aneh. Terutama mengenai balas dendam.
Jujur, sejujur-jujurnya, Aku memang pendendam orangnya. Kalo bisa bales dendam biasanya aku akan bales. Kalau orang baik sama aku, aku bales  berbuat baik.Kalau orang jahat sama aku, aku bales jahat sama orang itu. [walau ujung-ujungnya sama-sama sakit, setidaknya aku ga sakit sendiri]

Cuma ada yang bikin aku bingung. Ketika seseorang menyakiti orang lain karena dia dendam dengan seseorang yang pernah menyakitinya dulu.

Sebagai conton, tetanggaku [perempuan] pernah cerita mengenai saudaranya [laki-laki], yang sedang mencari pacar. Usianya udah lapuk juga, kurang lebih sekirat 40 tahunan. Padahal saudaranya itu sudah memiliki pacar di kampung. Katanya "mau cari pacar disini, biar semangat aja"
loh?
trus aku tanya "trus pacarnya di kampung gimana?"
"yah tetep pacaran."
"jadi selingkuh dong mba?"
"Iya, habis dia dulu pernah di tinggal sama istrinya buat nikah sama laki-laki lain"

??????

Jadi, tetanggaku yang seorang perempuan "membenarkan" sikap saudaraya yang laki-laki untuk balas dendam? Bahkan balas dendam ke wanita-wanita yang tidak berdosa?
Sedangkan dia sendiri seorang wanita. Lucu gak sama cerita ini?

Jadi suatu hari, jika suaminya menghianatinya dengan alasan "Dulu pernah di hianati mantanya." itu hal yang benar????

Kenapa harus orang lain yang menjadi korban? jika dia dendam sama mantan istrinya, bukan berati dia harus balas dendam pada orang lain yang cuma sama jenis kelaminnya.
Yah kalau mau balas ke mantan istrinya aja. Kasihan dong, ini malah korbannya 2 orang sekaligus. Sebel aja kalo kaya gitu mah.

Ada lagi cerita yang hampir mirip. Jadi ada seorang ibu yang punya dua anak, laki-laki dan perempuan. Dia sangat sayang pada anak laki-laki pertamanya, namun dia sering berlaku tidak adil pada anak perempuan keduanya. Setiap ada makanan dia selalu medahulukan anak laki-laki dan terkadang tidak menyisakan untuk anak perempuan. Kemudian dia suka melakukan kekerasan ketika sedang kesal dengan anak perempuannya. Ternyata setelah diselidiki, ibu itu adalah anak perempuan satu-satunya, dia memiliki 4 kakak laki-laki dan sangat disayang oleh keluarganya. Namun ibunya [sang nenek] memperlakukan dia sama seperti anak yang lain. Ibu itu merasa kalah nenek tidak sayang padanya sehingga tanpa sadar dia melampiaskannnya pada anak perempuannya. Atau mungkin dia berpikir itu cara yang benar dalam mendidik anak perempuan.

Terdengar tidak adil bukan?
coba renungkan dulu, apakah kita pernah berlaku tidak menyenangkan pada orang lain yang tidak berdosa?
Atau membalaskan dendam secara membabi buta?

Dulu aku pernah benci seseorang. Mungkin bahasa kasarnya aku dicampakan. Dibawa terbang tinggi kemudian dihempas begitu saja. Temanku berkata "Balaslah dendam, dengan menjadi cantik dan sukses. Maka dia akan menyesal telah mencampakanmu."
Aku gak tahu apa aku udah sukses membuat orang itu menyesal.
Tapi aku merasa balas dendam dengan cara itu adalah satu-satu hal yang bisa aku lakukan dan lebih baik.
Jadi hal yang negatif bisa membuat aku semakin positif.
Terdengar lebih menarik dibanding menghancurkan diri sendiri karena kesalahan orang lain.

Setelah merakukan riset di google [cuma baca-baca postingan orang lain sih] Aku merangkum di postingan ini.
Tipe-tipe balas dendam, semoga sih ini bisa membatu. Setidaknya balaslah dendam pada orang yang tepat dengan cara yang tepat. Contohnya aku rubah aja, soalnya balas dendam kan bukan sama mantan aja [kayanya contoh-contoh di google].

1. Balas dendam bermakna buat gue
Banyak yang kasih nama "Balas dendam gak makna", tapi gak buat aku. Bagiku ini kaya balas dendam yang berguna sih. Pada dasarnya balas dendam ini gak ngepek apa-apa ke subjek. Kayanya cuma bermakna untuk diri sendiri. Jadi anggep aja ini bermakna untuk diri sendiri dan gak merugikan orang lain juga.
Contohnya, kita punya dendam sama seseorang trus kita apus semua kontak, foto dan memblockir semua sosmednya.
Buat kita berguna, karena kita jadi lupa sama orang yang kita benci. Kaya membuang sampah aja. Tapi yah bagi subjeknya mungkin gak guna atau gak ngepek apa-apa. Mentok-mentok dia juga lupa.

2. Balas dendam pasif-agresif
Balas dendam yang terselubung. Pura-pura gak marah dan gak kesel tapi bikin bete si Subjek. Sebisa mungkin subjek gak curiga atau gak bisa mengelak dari kondisi yang kita buat.
Contohnya, kita benci dengan seseorang, kemudian kita deketin pacarnya, atau temen-temennya, atauorang-orang yang dia suka. Sedikit lebih kejam kalo kita ngehasut mereka untuk kesel atau benci juga sama orang tersebut. Atau bikin orang-orang disekitar subjek melakukan hal-hal yang dia benci.

3. Balas dendam aktif
Balas dendam secara langsung. Kebanyakan gak mikir efeknya, yang penting hati senang.
Contoh paling gampang, saat ada yang mukul kita, kita bales mukul. Ada orang yang menghina kita, kita hina balik.

4. Balas dendam konstruktif
Balas dendam yang kaya temenku sampein. Buat subjek menyesal dengan merubah diri sendiri ke arah positif.
Misalnya, kita di hina "bego" dikelas atau pas lagi main game, trus kita belajar pas ulangan dapet nilai tertinggi atau kita dapet score tertinggi di game. Pasti orang yang banyak bacot itu bungkam dan menyesal. Berharap aja ujung-ujungnya dia jadi muka dua trus kita balik acuhin dia. hehehe

5. Balas dendam ekstrim
Balas dendam dengan cara kejih, atau lebih parah. Secara fisik atau non fisik
Misalnya ada orang yang menghina kamu, trus kamu bunuh dia atau bikin dia cacat seumur hidup.
Jadi berlebihan gitu.



Dan gak ada yang jelasin kalo "balas dendam salah alamat" termasuk tipe balas dendam.
Kayanya itu cuma alasan untuk membenarkan tindakan-tindakan jahat yang di perbuat aja. Mengatasnamakan balas dendam. Padahal yang buruk adalah sikapnya sendiri.

Tapi katanya sih lebih bagus gak bales dendam. Katanya.

0 celoteh:

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo